Beirut, MINA – Komandan Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam di Tepi Barat, menegaskan bahwa semua faksi Perlawanan Palestina bersatu dan bekerja sama dalam Operasi Teror Kamp, sebagaimana yang mereka lakukan dalam Operasi Banjir Al-Aqsa di Jalur Gaza.
Dilansir dari Al Mayadeen, Sabtu (31/8), dalam pernyataan yang dipublikasikan di saluran Telegram resmi Brigade Al-Quds, komandan Tepi Barat tersebut menyampaikan pernyataan teruntuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para pemimpin pendudukan, dengan menyatakan, “Sudah terlambat untuk menghentikan proyek Perlawanan di Tepi Barat.”
Ia menekankan bahwa “ada sel-sel yang tersebar di semua kota dan kamp, yang sekarang beroperasi di bawah formasi Brigade Al-Quds dan perlawanan.”
Ia lebih lanjut memperingatkan pendudukan dengan mengatakan, “Kita akan melihat apa yang akan terjadi dalam beberapa hari mendatang dengan tentara dan kendaraan yang saat ini menyerbu kota Jenin, Tubas, dan Tulkarm.”
Baca Juga: Menolak Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodok Blokir Jalan di Israel Tengah
Komandan tersebut juga menekankan bahwa gugurnya komandan Brigade Tulkarm Mohammad Jaber, yang dikenal sebagai Abu Shujaa, bersama dengan pejuang perlawanan lainnya, “hanya akan mengobarkan api perlawanan.”
Ia menunjukkan bahwa jumlah orang yang bergabung dalam perlawanan bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah syuhada.
Ia juga menyinggung operasi di Tel Aviv baru-baru ini, dengan gugurnya syuhada gabungan yang dilakukan oleh Brigade Al-Quds dan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas. Dia menggambarkannya sebagai “pesan penting yang harus diperhatikan semua orang, terutama karena operasi ini tidak akan menjadi yang terakhir.”
“Darah para pejuang Brigade Al-Quds di Tepi Barat, Gaza, Damaskus, dan Lebanon saat ini bercampur untuk menegaskan bahwa medan perang adalah satu. Kemenangan dan gugurnya syuhada adalah pilihan kita yang tak tergoyahkan,” pungkasnya. []
Baca Juga: Israel Lancarkan Operasi Penculikan Warga Palestina di Bethlehem
Mi’raj News Agency (MINA)