Washington, 16 Ramadhan 1434/24 Juli 2013 (MINA) – Dua senator AS mengancam akan berhenti memberi dana ke Kabul, Afghanistan, jika terus memaksakan pajak atas peralatan militer Amerika yang dikirim ke luar negeri.
Selama pertwmuan pengalokasian dana Senat pada Selasa (23/7), Senator Patrick J. Leahy dan Senator Lindsey O. Graham mengusulkan dalam amandemen, yang termasuk dalam draf RUU anggaran tahun depan untuk Departemen Luar Negeri dan operasional di luar negeri, menahan lima dolar bantuan asing ke Afghanistan untuk setiap satu dolar biaya yang dikenakan pada AS.
“Saya telah melihat beberapa hal bodoh dari pemerintah itu,” kata Leahy, menurut Washington Post.
Sementara Graham menyebut posisi Kabul “konyol”, karena mengatakan bahwa amandemen harus “mengirim pesan kepada pemerintah Karzai”, media berbasis di Azerbaijan, Azeri-Press Agency (APA) melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Afghanistan baru-baru ini menutup perbatasan darat terhadap pengiriman AS selama hampir satu pekan, untuk memaksa AS membayar denda karena mereka tidak dapat menunjukkan bentuk kebiasaan proses dengan benar selama ribuan kontainer yang saat ini sedang dibawa keluar dari negara itu.
Langkah ini menyebabkan AS dalam pengiriman jalur udara memakan biaya lebih mahal dari biaya Washington dalam pengiriman jalur darat.
Washington Post pekan lalu melaporkan bahwa Kabul telah menampar militer Amerika dengan denda keluar sebesar 70 juta dolar. Untuk setiap kontainer pengiriman yang tidak memiliki validasi bentuk bea cukai, AS harus membayar seribu dolar.
Pada Mei 2013, Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan mengatakan bahwa pemerintah Afghanistan telah mengenakan sekitar satu miliar dolar untuk pajak usaha dan denda terhadap kontraktor AS serta ratusan juta lebih lanjut untuk biaya yang tidak tepat.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
AS diperkirakan akan mulai menarik pasukan dan peralatan dari Afghanistan selama 18 bulan ke depan. (T/P09/P02).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris