Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SEORANG MUSLIMAH AS DIPAKSA TURUN JELANG LEPAS LANDAS

Widi Kusnadi - Jumat, 27 November 2015 - 14:37 WIB

Jumat, 27 November 2015 - 14:37 WIB

397 Views

Newark, 15 Shafar 1437/27 November 2015 (MINA) – Setelah melewati pemeriksaan keamanan rutin di Bandara Internasional  Newark Liberty dalam perjalanan liburan ke Istanbul, Kameelah Rasheed dipanggil untuk ditanyai lebih lanjut oleh petugas bea cukai.

Dia kemudian diizinkan dalam penerbangan Lufthansa, tetapi akhirnya terpaksa meninggalkan pesawat menjelang lepas landas untuk diinterogasi agen FBI.

Muslimah Amerika berusia 30 tahun itu mengatakan kepada Al Jazeera, Rabu, tersiksa selama dua setengah jam sehari
sebelumnya telah menyebabkan dia merasa trauma dan tidak mampu untuk mempertimbangkan terbang lagi.

Baca Juga: Trump Umumkan Tarif Ekspor RI ke AS Jadi 19 Persen

“Ini merupakan upaya untuk mempermalukan dan merendahkan saya,” katanya, seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
dari Al Jazeera.

“Saya rasa ini terjadi karena saya Muslim, karena saya bepergian ke Istanbul, karena mereka memiliki kekuatan tanpa checks
and balances, karena keamanan berarti dapat melanggar hak-hak rakyat, karena ada kurangnya [pemahaman] apa artinya
keselamatan, karena orang tidak memahami situasi dasar geopolitik. ”

Al Jazeera telah menghubungi Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey, yang mengoperasikan Bandara Newark Liberty, untuk
diminta tanggapannya.

Rasheed adalah salah satu dari sejumlah Muslim di AS, atau orang-orang yang dianggap Muslim, yang mengatakan bahwa mereka
telah menjadi korban pemrofilan sejak serangan di Paris pada 13 November, yang diklaim oleh kelompok Negara Islam Irak dan
Levant (ISIL) sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Baca Juga: Demonstrasi Besar-besaran Berlangsung di Argentina untuk Dukung Palestina

Rasheed mengatakan bahwa dia adalah satu-satunya penumpang dari sekitar 200 yang diminta untuk meninggalkan pesawat pada
hari Selasa, sementara petugas bea cukai menyita paspor dan telepon miliknya.

“Saya adalah satu-satunya orang yang tampak Muslim,” kata warga New York yang mengenakan jilbab itu.

Rasheed, seorang seniman, pendidik, lulusan Stanford University, sarjana Fulbright dan kontributor The New Inquiry,
menambahkan bahwa sementara maskapai telah memesan tiket lain untuk dia, dia takut menjadi sasaran lagi pada perjalanan
selanjutnya dan memilih untuk tidak bepergian. (T/R07/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Netizen Anggap Film Superman Sebagai Kritik terhadap Genosida Israel di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Feature
Internasional
Tausiyah