Seorang Tahanan Palestina Tolak Akhiri Mogok Makan Meski Penahanan Administratifnya Dibekukan

Tahanan Palestina Khalil Awawdeh (foto: M Shaaban/MINA)

Yerusalem, MINA – Khalil Awawdeh mengatakan dia akan tetap melakukan mogok makan meskipun ada keputusan militer Israel untuk membekukan penahanan administratifnya.

Awawdeh, yang sudah menjalani 172 hari mogok makan mengatakan, dia tidak akan mengakhiri protesnya sampai dibebaskan sepenuhnya.

“Saya melakukan pemogokan untuk kebebasan, dan saya telah banyak berkorban. Pantang saya dari makanan bukanlah penolakan terhadap kehidupan, melainkan penolakan penahanan,” kata Awawdeh dalam sebuah pesan yang dikirim melalui pengacaranya, Ahlam Haddad seperti dikutip oleh The New Arab, Ahad (21/8).

Pengadilan militer Israel Jumat (19/8), menangguhkan perintah penahanan administratif Awawdeh karena kesehatannya yang memburuk.

Meskipun penahanannya dibekukan, Awawdeh akan tetap berada di bawah penjagaan keamanan rumah sakit dan ia dapat ditempatkan kembali dalam penahanan administratif segera setelah kesehatannya membaik.

Awadeh ditahan pada 27 Desember tahun lalu di dekat Hebron, Tepi Barat selatan. Sejak saat itu, dia menjadi sasaran pelecehan oleh otoritas penjara, seperti kurungan isolasi.

Dinas Kepolisian Israel telah menolak beberapa permintaan untuk mengakhiri penahanan administratifnya.

Sekitar 650 dari 4.550 tahanan politik Palestina menjadi tahanan administratif Israel tanpa tuduhan atau pengadilan, menurut Jaringan Solidaritas Tahanan Palestina.

Di bawah perintah penahanan administratif, Israel memenjarakan warga Palestina selama enam bulan sekaligus, meskipun ini dapat diperpanjang tanpa batas waktu.

Israel mengatakan penahanan administratif memungkinkan pihak berwenang menahan tersangka dalam tindakan untuk “mencegah serangan” sambil terus mengumpulkan bukti.

Kelompok-kelompok hak asasi mengatakan, sistem seperti itu kejam terhadap anak-anak Palestina, yang sebagian besar ditangkap karena dicurigai melempar batu.

Di antara total warga Palestina yang ditahan di penjara Palestina adalah 32 wanita dan 160 anak di bawah umur. (T/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.