Jakarta, 9 Ramadhan 1435/7 Juli 2014 (MINA) – Ajang Piala Dunia dan sepak bola pada umumnya adalah produk musuh-musuh Islam untuk memperdaya Muslimin dalam kesia-siaan. Sayangnya tak banyak Muslimin yang sadar dengan jeratan musuh-musuh Islam itu.
Pandangan itu disampaikan oleh Midhfallah, Amir Tarbiyah Jamaah Muslimin (Hizbullah) cabang Jakarta Barat, kepada MINA usai acara berbuka puasa bersama, Ahad (6/7) di Kapuk, Jakarta.
“Sebenarnya sepakbola adalah permainan yang dibuatkan non-Muslim untuk menjebak Muslimin agar terpedaya oleh permainan yang sia-sia. Sangat disayangkan jika Muslimin sampai terpedaya,” kata Midhfallah.
Menurutnya, dari jenis kegiatannya, sepak bola itu sendiri sebenarnya tidak ada nuansa keislamannya sama sekali. Terutama dari sisi pakaian yang celananya di atas lutut, sudah termasuk buka aurat. “Islam tentu tidak mengajarkan umatnya membuka aurat seperti para pemain sepak bola itu,” katanya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Ia menambahkan, sepak bola itu hanya permainan. “Kita sudah terjebak dalam istilah-istilah yang membuat kita tidak bisa membedakan apakah itu termasuk permainan atau olah raga. Kita tidak usah terjebak dengan pemainnya seorang Muslim, jelas bahwa permainan itu tidak ada nuansa keislamannya sama sekali,” ujarnya.
“Ajang piala dunia yang bertepatan di bulan suci Ramadhan memiliki dampak kepada kaum Muslimin. Dampaknya jelas ada dua, positif dan negatif,” kata ustadz yang sering mengisi berbagai pengajian tafsir Al-Quran di Jakarta.
Menurutnya, dampak positif dari ajang Piala Dunia adalah karena Piala Dunia seorang Muslim semangat bangun malam, tapi untuk ibadah, bukan untuk menonton bola.
Tapi itu akan menjadi negatif apabila bangun malam hanya untuk menonton bola, apa lagi banyak orang yang menggunakan momen tersebut untuk berjudi.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
“Ini sangat buruk. Memang ada efek positif negatifnya, tapi lebih banyak negatifnya, karena sepak bola memang hanya permainan. Kita diciptakan oleh Allah bukan untuk main-main. Apalagi dalam Ramadhan ini, kita harus bersemangat untuk ibadah, bukan semangat untuk yang sia-sia, apa lagi semangat bermaksiat. Jatuh kepada yang sia-sia bukan ciri bagian dari orang Muslim yang beruntung. Sebab, orang-orang beriman meninggalkan hal yang sia-sia, termasuk meninggalkan menonton bola,” tegasnya.
Menurutnya, sepak bola adalah salah satu produk orang kafir Yahudi dan Nasrani untuk memperdaya umat Islam selain lewat pendidikan, kebudayaan, ekonomi, politik dan sebagainya. “Lalu, masihkah kita menjatuhkan diri dalam kesia-siaan itu?” tegas Midhfallah. (L/P09/R2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat