Washington, MINA – Perdana Menteri penjajah Israel Benjamin Netanyahu dinilai semakin sulit dikendalikan oleh Amerika Serikat (AS) seiring dengan langkah-langkah militernya yang agresif di Timur Tengah, khususnya di Suriah. Serangkaian serangan udara yang diperintahkan Netanyahu terhadap fasilitas militer dan pemerintahan Suriah menimbulkan kekhawatiran serius di lingkaran pemerintahan Presiden Donald Trump.
Laporan yang dikutip Anadolu Agency, Senin (21/7), menyebut sejumlah pejabat senior Gedung Putih mulai kehilangan kesabaran atas sepak terjang Netanyahu yang dinilai semakin liar dan tak terkoordinasi. Mereka khawatir sikap agresif Israel bisa memperburuk ketegangan di Timur Tengah dan menggagalkan strategi diplomasi AS di kawasan.
Serangan Israel yang menyasar kompleks kepresidenan Suriah, markas besar militer, hingga gedung kementerian pertahanan di Damaskus mengejutkan Washington. “Sensasinya seperti ada hal baru setiap hari,” kata seorang pejabat senior AS, menyindir ketidakpastian yang terus ditimbulkan Netanyahu.
Kritik tajam pun muncul di internal Gedung Putih. Seorang pejabat bahkan menyebut Netanyahu “bertindak seperti orang gila” karena membombardir segala target yang dianggapnya ancaman, tanpa memperhitungkan dampak politik dan diplomatik yang lebih luas.
Baca Juga: Raja Belgia Minta Eropa Tegas, Genosida di Gaza Aib bagi Kemanusiaan
Kebijakan Israel yang tak terprediksi ini dinilai mulai merusak hubungan istimewa antara Netanyahu dan Trump. Seorang pejabat menyampaikan, Presiden Trump tidak senang ketika harus menyalakan televisi dan mendapati Israel menjatuhkan bom di kawasan yang justru sedang diupayakan proses perdamaian oleh AS.
Hubungan pribadi antara Trump dan Netanyahu juga dikabarkan mulai retak setelah pengeboman Israel terhadap sebuah gereja di Gaza pekan lalu. Kejadian itu mendorong Trump langsung menelepon Netanyahu untuk meminta klarifikasi. Sikap Netanyahu yang semakin sulit dikontrol memicu frustrasi di kalangan pejabat Washington.
“Dia seperti anak kecil yang tak mau menurut,” ungkap salah satu pejabat AS, menggambarkan Netanyahu yang kerap bertindak di luar jalur kesepakatan dengan sekutu utamanya itu.
Para analis menilai, Netanyahu tengah memainkan kartu agresi militer untuk menyelamatkan posisinya di dalam negeri yang terus tertekan oleh skandal hukum dan gejolak politik. Serangan ke Suriah maupun Gaza dianggap sebagai cara Netanyahu untuk menunjukkan ketegasan di hadapan publik Israel.
Baca Juga: Dua Tentara Israel Ditangkap dan Diinterogasi oleh Polisi Belgia terkait Perang di Gaza
Di sisi lain, Rusia dan Iran mengecam keras agresi Israel tersebut. Mereka menilai setiap serangan ke Suriah adalah pelanggaran terhadap kedaulatan negara dan berpotensi memicu konflik yang lebih luas.
Meskipun AS selama ini dikenal sebagai sekutu utama Israel, perkembangan terbaru ini menunjukkan adanya jurang yang kian lebar antara Washington dan Tel Aviv, khususnya dalam mengelola krisis di Timur Tengah.
Situasi ini memperlihatkan bahwa Netanyahu semakin berani bertindak sendiri di luar kendali AS, sementara Washington dibuat serba salah: antara menjaga aliansi dengan Israel atau menegakkan kredibilitas diplomasi yang tengah mereka bangun di kawasan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Paus Leo Serukan Diakhirinya ‘Kebiadaban’ Israel di Gaza Usai Serangan ke Gereja