Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Separuh Anak-Anak Afghanistan Alami Kemiskinan Pangan Parah

Rudi Hendrik Editor : Arif R - 19 detik yang lalu

19 detik yang lalu

0 Views

ANAK AFGHANISTAN
Anak-anak Afghanistan kekurangan makanan dampak dari perang (Foto: Fadingmeta.com)

Kabul, MINA – Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengeluarkan peringatan bahwa kemiskinan pangan yang parah memengaruhi separuh anak-anak Afghanistan, menjadi pendorong utama krisis malnutrisi yang meluas di negara itu.

Menurut organisasi tersebut, lebih dari 50% anak balita Afghanistan hidup dalam kondisi kemiskinan pangan ekstrem, kekurangan akses rutin terhadap makanan yang cukup dan bergizi.

Menanggapi krisis yang semakin meningkat ini, UNICEF telah mengumumkan peluncuran program baru yang bertujuan mengurangi kemiskinan pangan anak.

Inisiatif itu mencakup dukungan gizi, kampanye kesadaran publik untuk keluarga, dan penguatan layanan kesehatan terkait gizi anak.

Baca Juga: Pengadilan Tinggi Islamabad Tolak Petisi Penghentian Deportasi Paksa Migran Afghanistan

UNICEF menjelaskan bahwa tujuan program tersebut adalah untuk mencapai pengurangan kemiskinan pangan jangka panjang dengan melibatkan keluarga, tenaga kesehatan, dan lembaga lokal secara aktif dalam prosesnya.

Afghanistan telah bergulat dengan tantangan ekonomi yang berat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kekeringan berkepanjangan, pengangguran yang tinggi, dan penurunan tajam bantuan internasional. Faktor-faktor ini khususnya memperburuk kondisi anak-anak, yang menyebabkan krisis malnutrisi yang serius.

UNICEF dan organisasi internasional lainnya telah berulang kali menyuarakan kekhawatiran tentang situasi mengerikan yang dihadapi anak-anak Afghanistan.

Jika kondisi saat ini terus berlanjut, terdapat risiko yang semakin besar bahwa kesehatan dan perkembangan anak-anak akan semakin memburuk di negara tersebut. Tanpa intervensi yang mendesak, konsekuensi jangka panjang bagi generasi mendatang negara ini dapat sangat menghancurkan. []

Baca Juga: Presiden AS Donald Trump Diduga Alami Gangguan Pembuluh Darah Kronis

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda