Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepekan Gencatan Senjata, Direktur RS Kamal Adwal Masih dalam Penahanan

Widi Kusnadi Editor : Rana Setiawan - 14 detik yang lalu

14 detik yang lalu

0 Views

Hussam Abu Safiya, Direktur Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan (foto: Palinfo)
Hussam Abu Safiya, Direktur Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan (Foto: Palinfo)

GENCATAN senjata yang telah berlangsung selama sepekan (sejak 19 Januari 2025) di Jalur Gaza seharusnya menjadi momen untuk meredakan ketegangan dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan. Namun, hal itu masih menyisakan sebuah pertanyaan, mengapa direktur Rumah Sakit (RS) Kamal Adwal  Dr. Abu Safiya masih ditahan oleh pihak Zionis Israel.

Dr. Abu Safiya dikenal luas atas dedikasinya yang luar biasa dalam menangani para korban perang dan memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Gaza. Ia ditahan oleh pasukan Israel dalam sebuah operasi penggeledahan di rumah sakit yang ditanganinya beberapa pekan lalu. Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi dari pihak Israel terkait alasan penahanannya.

Penahanan Dr. Abu Safiya memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk organisasi kemanusiaan internasional. Komite Palang Merah Internasional dan sejumlah kelompok hak asasi manusia menyerukan agar Israel segera membebaskannya.

Penangkapan Dr. Abu Safiya 

Baca Juga: Pesona Kota Lama, Harmoni antara Agama dan Budaya

Dr. Abu Safiya ditangkap oleh pasukan Israel dalam sebuah operasi militer yang berlangsung di tengah eskalasi konflik bulan lalu. Pada pekan terakhir bulan Desember 2024 lalu, pasukan Israel melancarkan serangkaian operasi militer di beberapa wilayah Gaza Utara, termasuk kawasan yang dekat dengan Rumah Sakit Kamal Adwan.

Operasi tersebut dilakukan dengan dalih mencari anggota kelompok perlawanan Palestina yang diduga terlibat dalam serangan ke wilayah Israel.

Dalam operasi tersebut, sejumlah tentara Israel dilaporkan memasuki Rumah Sakit Kamal Adwan. Mereka memeriksa beberapa ruangan di rumah sakit, termasuk ruang administrasi, dan melakukan interogasi terhadap sejumlah staf medis. Para saksi mata menyebut bahwa suasana di rumah sakit menjadi sangat mencekam, terutama karena pasien dan tenaga medis tidak menduga adanya serangan langsung ke fasilitas kesehatan.

Dr. Abu Safiya ditangkap saat berada di ruang kerjanya. Menurut saksi mata, ia tidak menunjukkan perlawanan dan berusaha menjelaskan peran kemanusiaannya sebagai seorang tenaga medis. Namun, tentara Israel tetap membawanya ke lokasi yang tidak diungkapkan. Penangkapan ini terjadi di depan staf rumah sakit, yang mencoba memprotes namun tidak mampu menghentikan tindakan pasukan Israel.

Baca Juga: Pecahnya Kabinet Netanyahu Pasca Gencatan Senjata

Hingga saat ini, Zionis Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan terhadap Dr. Abu Safiya. Sumber-sumber lokal menyebut bahwa Israel mencurigainya memiliki keterlibatan dengan kelompok perlawanan, tuduhan yang dianggap tidak berdasar oleh banyak pihak.

Organisasi kemanusiaan menegaskan bahwa Dr. Abu Safiya selama ini hanya fokus pada tugas medisnya dan tidak terlibat dalam aktivitas politik atau militer.

Penahanan Dr. Abu Safiya berdampak signifikan terhadap operasional Rumah Sakit Kamal Adwan, salah satu fasilitas kesehatan utama di Gaza Utara. Para pasien, terutama korban konflik yang membutuhkan perawatan intensif, merasakan dampaknya karena hilangnya sosok pemimpin dan dokter yang sangat berpengalaman di tengah situasi krisis ini.

Keluarga Dr. Abu Safiya, dalam pernyataan mereka, mengungkapkan kekhawatiran mendalam atas kondisi kesehatannya selama masa penahanan. Mereka juga menuntut akses kunjungan dari lembaga kemanusiaan untuk memastikan ia diperlakukan dengan layak.

Baca Juga: Pertukaran Tahanan Membuka Mata Dunia, Sorotan Tajam Ketidakadilan di Balik Perang Palestina-Israel

Dunia internasional terus mendesak Israel untuk segera membebaskannya tanpa syarat dan menghormati prinsip-prinsip hak asasi manusia serta perlindungan bagi tenaga medis.

Para aktivis dan lembaga kemanusiaan menegaskan bahwa sebagai seorang tenaga medis, Dr. Abu Safiya memiliki perlindungan di bawah hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa. Maka penahanan atas dirinya sama sekali tidak dibenarkan, apalagi, ia sama sekali tidak melakukan kejahatan, tidak pula berafiliasi dengan kelompok manapun.

Amnesti Internasional dalam sebuah statemennya menyatakan, “Kami sangat prihatin dengan penahanan Dr. Abu Safiya. Ia adalah simbol harapan bagi ribuan warga Gaza yang membutuhkan perawatan medis. Penahanan ini tidak hanya melanggar hak asasi manusia, tetapi juga menghambat akses terhadap layanan kesehatan yang sangat diperlukan di wilayah yang dilanda krisis ini.”

Sementara itu, pihak keluarga Dr. Abu Safiya mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap kondisi kesehatannya selama di penahanan. “Kami hanya ingin ia kembali dengan selamat. Ia telah mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan orang lain. Penahanan ini sangat tidak adil,” demikian pernyataan, anggota keluarganya.

Baca Juga: Israel Jadikan Jenin Bagaikan Gaza

Di tengah gencatan senjata, banyak warga Gaza berharap bahwa situasi ini dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pembebasan tahanan seperti Dr. Abu Safiya dan meningkatkan akses bantuan kemanusiaan. Namun, ketegangan tetap terasa, terutama karena laporan adanya pelanggaran gencatan senjata di beberapa wilayah.

Sejumlah tokoh menilai, langkah Israel menahan tokoh-tokoh kemanusiaan Gaza, seperti Dr. Abu Safiya, dapat memperkeruh upaya mencapai solusi damai yang berkelanjutan. Jika Israel benar-benar ingin menciptakan kondisi untuk dialog dan perdamaian, maka mereka harus menghentikan tindakan tersebut.

Hingga kini, tekanan internasional terus meningkat. Banyak kalangan berharap bahwa suara dunia mampu mendorong pembebasan Dr. Abu Safiya dan memberikan keadilan bagi masyarakat Gaza yang telah lama menderita akibat penjajahan berkepanjangan. []

 

Baca Juga: Jangan Jadi Generasi Qila Wa Qala

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda