Sepuluh Masjid Singapura Mulai Bertahap Tingkatkan Jumlah Jamaah

Masjid Sultan di selatan Singapura.(Foto: CNA)

, MINA — Dewan Agama Islam Singapura (MUIS) pada Ahad (1/11) mengumumkan, sebanyak 10 di negara itu terpilih dalam uji coba secara bertahap meningkatkan jumlah jamaah menjadi 250 jamaah per sesi shalat Jumat pada akhir tahun mendatang.

Sepuluh masjid setempat akan mengizinkan 150 jamaah pada setiap sesi shalat Jumat dalam program percontohan mulai 13 November 2020. kata MUIS, dilansir di Channel News Asia (CNA), Senin (2/11)

Masjid-masjid tersebut terletak di seluruh Singapura, di antaranya, Masjid Al-Islah, Al-Istighfar dan Darul Ghufran di timur, An-Nur, Assyafaah dan Yusof Ishak di utara, Angullia dan Sultan di selatan dan Al-Khair dan Maarof di barat.

Masjid yang terpilih itu akan mulai menawarkan tiga zona shalat dengan 50 orang per zona mulai 13 November dan secara bertahap menambah ruang menjadi 250 jamaah.

.   Kebijakan ini diambil setelah pemerintah Singapura mengumumkan pada September lalu, secara progresif langkah pencegahan untuk kegiatan dan layanan keagamaan dikurangi. Namun demikian, mereka yang hendak mengikuti shalat harus mendaftarkan diri melalui aplikasi TraceTogether atau token untuk mendaftar SafeEntry.

“Percontohan ini akan menguji kesiapan masjid untuk menyelenggarakan shalat berjamaah dalam jumlah yang lebih besar secara aman, serta kerja sama jamaah dalam menaati langkah-langkah manajemen yang aman,” kata MUIS.

Sebelumnya pada 7 Oktober lalu, MUIS telah menambah jumlah slot untuk shalat berjamaah harian di 19 masjid dari 50 menjadi 100 guna memenuhi permintaan jamaah. Sebagai tindakan pencegahan tambahan, MUIS menegaskan jamaah yang mengikuti shalat Jumat di 10 masjid itu akan diminta menggunakan aplikasi TraceTogether atau token.

Dengan bertambahnya jumlah jamaah, MUIS mengatakan mengoptimalkan penggunaan TraceTogether akan memungkinkan pelacakan kontak lebih cepat karena itu akan membantu menjaga masjid dan masyarakat.

Ia menambahkan, TraceTogether juga akan memungkinkan untuk lokalisasi kemungkinan infeksi dan memungkinkan masjid untuk secara profesional membersihkan dan mendisinfeksi hanya area yang sering dikunjungi ketika kasus terdeteksi.

“Ini memungkinkan pembukaan kembali masjid lebih cepat dan lebih aman dan mengurangi waktu untuk membuka kembali,” katanya.

Pihak berwenang baru-baru ini mengumumkan bahwa penggunaan aplikasi TraceTogether atau token akan diwajibkan di banyak tempat di Singapura. Saat ini, aplikasi tersebut digunakan di 40 masjid untuk check-in SafeEntry.

Jamaah juga disarankan untuk mengikuti langkah-langkah menjaga jarak aman saat berada di masjid. Hal itu termasuk memakai masker, menahan diri untuk saling mengobrol, menjaga jarak aman dari jamaah lain dan membawa perlengkapan shalat sendiri.

MUIS juga mengumumkan, bahwa pendaftaran shalat Jumat untuk dua pekan ke depan di semua masjid akan tersedia melalui aplikasi MuslimSG dan melalui ourmosques.commonspaces.sg mulai pukul 10.00 pada 10 November 2020.

MUIS juga mengatakan mereka yang telah mendaftar dan tidak dapat hadir harus membatalkan setidaknya satu jam sebelumnya agar jamaah lainnya mendapat kesempatan untuk mendaftar.(T/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)