Oleh: Ali Farkhan Tsani, Khatib Pesantren Al-Fatah Cileungsi Bogor, Redaktur Senior Kantor Berita MINA
Husnul Khatimah, dalam bahasa Arab حسن الخاتمة artinya akhir yang baik.
Akhir yang baik ini ditentukan faktor kebiasaan atau kontinuitas dalam melakukan ketaatan kepada Allah. Sehingga menjelang akhir hayatnya, ia tetap terbiasa melaksanakannya. Walaupun misalnya ia dalam kadaan sakit parah atau malah setengah sadar. Ia akan dengan sendirinya membaca Quran, atau minta tayamum walau belum waktunya azan berkumandang, atau tolong sedekahkan ini itu, dst.
Maka, untuk menentukan husnul khatimah, kita mesti senantiasa membiasakan kebiasaan-kebiasaan baik selama hidupnya. Agar kelak dapat menjadi husnul khatimah.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Adapun secara umum, berikut adalah di antara tanda-tanda husnul khatimah berdasarkan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Tentu selain ini bukan berarti tidak husnul khatimah, atau mungkin ada hadits lain yang belum dicantumkan di sini, sebab pada hakikatnya hanya Allah yang Maha Mengetahui.
Pertama, sempat mengucapkan kalimat tauhid “Laa ilaaha illallah” menjelang wafatnya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Artinya: “Siapa yang akhir ucapannya kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’ dia akan masuk surga.” (HR Abu Daud dri Mu’adz bin Jabbal).
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Kedua, meninggal dengan keringat keluar di dahi.
Ini seperti disebutkan oleh sahabat Buraidah bin Hashib ketika menjenguk saudaranya yang sedang sakit. Ternyata saudaranya dalam kondisi sakaratul maut. Ketika wafat, ada keringat keluar di dahinya.
Buraidah langsung bertakbir, “Allaahu Akbar! Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَوْتُ الْمُؤْمِنِ بِعَرَقِ الْجَبِيْنِ
Artinya: “Meninggalnya seorang mukmin dengan keringat di dahi.” (HR Ahmad dan An-Nasa’i).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Ketiga, orang yang mati syahid di jalan Allah.
Allah menyebutkan di dalam firman-Nya:
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Artinya: “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati bahkan mereka hidup di sisi Rabb mereka dengan mendapatkan rizki.” (QS Ali Imran [3]: 169).
Keempat, orang yang meninggal karena sakit wabah, lambung atau tenggelam.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Ini seperti disebutkan dalam hadits:
مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ
Artinya: “Siapa yang terbunuh di jalan Allah, dia syahid. Siapa yang mati di jalan Allah dia syahid, siapa yang mati karena wabah penyakit Tha’un, dia syahid. Siapa yang mati karena sakit perut, dia syahid. Siapa yang mati karena tenggelam, dia syahid.” (HR Muslim dari Abu Hurairah).
Kelima, meninggal pada malam atau siang hari Jumat,
Dalam hadis dikatakan:
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
Artinya: “Apabila ada seorang muslim yang meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat, maka Allah akan menjaganya dari pertanyaan kubur.” (HR Ahmad dan At-Tirmidzi dari Abdullah bin Amr).
Keenam, meninggal dalam keadaan berjaga (ribath) di jalan Allah.
Hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan:
رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ، وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُهُ، وَأًجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتّاَنَ
Artinya: “Berjaga-jaga (di jalan Allah) sehari dan semalam lebih baik daripada puasa sebulan dan shalat sebulan. Bila ia meninggal, amalnya yang biasa ia lakukan ketika masih hidup terus dianggap berlangsung dan diberikan rizkinya serta aman dari fitnah (pertanyaan kubur).” (HR Muslim dari Salman al-Farisi).
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Ketujuh, meninggal dalam keadaan beramal shalih.
Disebutkan dalam hadits:
مَنْ قَالَ: لاَ إِلهَ إِلاَّ الله ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ. وَمَنْ صَامَ يَوْمًا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ. وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
Artinya: “Siapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallaah karena mengharapkan wajah Allah yang dia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk surga. Siapa yang berpuasa sehari karena mengharapkan wajah Allah yang dia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk surga. Siapa yang bersedekah dengan satu sedekah karena mengharapkan wajah Allah yang dia mengiri hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk surga.” (HR Ahmad dari Hudzaifah).
Kedelapan, perempuan yang meninggal saat melahirkan.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Ini seperti disebutkan di dalam hadits:
الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ وَالَّذِى يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ
Artinya: “…..seorang perempuan yang meninggal karena melahirkan adalah syahid.” (HR Abu Dawud).
Kesembilan, meninggal karena kebakaran atau tertimpa reruntuhan.
Ini seperti disebutkan di dalam hadits:
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
وَالَّذِى يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ…..
Artinya: “…… korban kebakaran adalah syahid; yang mati tertimpa reruntuhan adalah syahid….” (HR Abu Dawud).
Kesepuluh, meninggal karena membela harta, keluarga atau darah. Seperti disebutkan di dalam hadits:
مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ أَوْ دُونَ دَمِهِ أَوْ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
Artinya: “Siapa yang dibunuh karena membela hartanya maka ia syahid. Siapa yang dibunuh karena membela keluarganya maka ia syahid. Siapa yang dibunuh karena membela darahnya atau karena membela agamanya, ia syahid.” (HR Abu Dawud dan An-Nasa’i dari Sa’id bin Zaid).
Oleh karena itu, maka marilah kita senantiasa mohon taufik, hidayah, bimbingan Allah agar Allah senantiasa membimbing kita untuk selalu berbuat kebaikan. Sehingga kita dapat meraih akhir hayat dalam keadaan husnul khotimah.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
اللهم إني أسألك حسن الخاتمة
Artinya: “Ya Allah aku memohon kepada-Mu, husnul khatimah”.
Aamin Yaa Robbal ‘Aalamiin. (A/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh