Washington DC, 2 Syawal 1435/29 Juli 2014 (MINA) – Pemerintahan Obama telah menyerang balik kritikan dari Israel atas upaya terbaru Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry untuk menengahi tercapainya gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
“Ini bukan cara mitra dan sekutu memperlakukan satu sama lain,” kata Jen Psaki, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Senin (28/7).
Kerry pulang pada Sabtu malam dari Paris dan Timur Tengah, di mana AS, Mesir, Turki dan mitra lainnya, berusaha menengahi tercapainya gencatan senjata yang langgeng, Anadolu Agency yang dikutip Mi;;raj Islamic News Agency (MINA).
Rancangan usulan gencatan senjata dikirim oleh AS ke Israel hari Jumat, namun ditolak pada hari yang sama dan telah bocor ke pers.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Psaki mengatakan bahwa AS “terkejut” dan “kecewa”.
“Secara berkala orang-orang membocorkan hal-hal yang salah informasi atau mencoba untuk memberi informasi yang salah,” kata Wakil Penasihat Kemanan Nasional Presiden Barack Obama, Tony Blinken, kepada wartawan, Senin.
Menurut Psaki, dokumen disampaikan AS kepada Israel didasarkan pada inisiatif Mesir sebelumnya, untuk menghentikan kekerasan, bukan proposal resmi.
Susan Rice, Penasihat Keamanan Nasional Obama, mengatakan laporan pers Israel yang mengkritik upaya Kerry, telah membuat “kecewa” Pemerintah AS.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
“Kenyataannya adalah John Kerry atas nama Amerika Serikat yang telah bekerja dalam setiap langkah jalan bersama Israel, mendukung kepentingan kita bersama,” katanya menanggapi pernyataan Majelis Pemimpin Bangsa Yahudi di Washington.
Pada Ahad, Gedung Putih menyatakan, Obama telah menegaskan untuk perlu “segera, gencatan senjata kemanusiaan tanpa syarat” dalam pembicaraan telepon yang diadakannya dengan melakukan “call” pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Tetapi keesokannya, Netanyahu mengatakan bahwa Israel harus siap untuk “kampanye berkepanjangan” di Gaza dalam pidatonya yang disiarkan televisi.
Sejak 7 Juli, setidaknya 1.119 warga Palestina tewas selama Operation Protective Edge militer Israel, sementara 40 tentara Israel dan tujuh warga sipil tewas. Di sisi lain, Hamas menyatakan telah menewaskan 110 tentar Israel, belum termasuk tentara yang tewas di dalam tank yang diledakkan. (T/P09/IR)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)