Paris, 22 Rabi’ul Awwal 1436/13 Januari 2015 (MINA) – Tindakan rasis anti-Muslim di Perancis meningkat tajam sejak serangan terjadi terhadap majalah satir Charlie Hebdo dan tragedi supermarket Yahudi di Paris Rabu lalu dan Jumat, sumber konvergen melaporkan, Senin.
Dewan Agama Perancis untuk Muslim (CFCM) mengatakan, mereka telah diberitahu Kementerian Dalam Negeri Perancis, ada sekitar 54 serangan anti-Muslim atau ancaman sejak pekan lalu, termasuk penembakan dan granat serta serangan lainnya terhadap target Muslim.
Ada sekitar 21 serangan menargetkan Masjid dan bangunan Muslim lainnya, sementara ada 31 ancaman, terutama penghinaan terhadap umat Islam di Paris, Kuwait News Agency (KUNA) melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
Organisasi Muslim di Paris mengutuk serangan dan ancaman serta mendesak perlindungan yang lebih baik untuk Masjid dan lembaga-lembaga Islam lainnya.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Harian Perancis ‘20 Minutes’ melaporkan, Ketua Pengamat Islamophobia di CFCM, Abdallah Zekri, mengatakan, dirinya tersinggung oleh kenaikan Islamophobia, mengingat umat Islam berkumpul pada Ahad (11/1) lalu bersama para demonstran yang beragam dan telah jelas mengutuk terorisme.
Zekri mengatakan, tingkat agresi terhadap Muslim belum pernah terlihat di Perancis sebelumnya. Angka terbaru untuk periode sembilan bulan pertama 2014 menunjukkan ada sekitar 110 serangan anti-Muslim, tingkat yang jauh lebih rendah daripada di lima hari terakhir.
“Kita harus meningkatkan pengawasan terhadap lembaga-lembaga Muslim,” kata Zekri mendesak.
Dia menambahkan, semua warga negara berhak dan memiliki hak untuk perlindungan. Ribuan polisi juga dikerahkan untuk melindungi lembaga-lembaga Yahudi dari serangan.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Para pejabat Perancis memperingatkan, setiap serangan balasan terhadap komunitas Muslim setelah serangan teror pekan lalu akan terus meningkat.
Presiden Perancis, Francois Hollande dan Perdana Menteri, Manuel Valls secara terbuka dan tegas mengatakan, tragedi Charlie Hebdo tidak terkait dengan Islam atau Muslim tapi insiden tersebut merupakan pekerjaan penjahat. (T/P011/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas