Serangan Cairan Asam Membakar Wajah Dua Muslim Bersaudara

Tersangka John Tomlin, 24. Foto: Kepolisian Inggris/PA

, 7 Syawwal 1438/1 Juli 2017 (MINA) – Satu orang dan Muslimah diserang cairan asam oleh seorang pemuda Inggris dalam mobil mereka saat berhenti di sebuah lampu merah di timur London.

Serangan menimpa Jameel Mukhtar dan Resham Khan saat keduanya sedang berada dalam mobil mereka menunggu lampu hijau menyala. Keduanya hendak pergi merayakan ulang tahun Resham yang ke-21.

The Guardian melaporkan, keduanya mengalami luka bakar di wajah dan tubuh mereka, sementara Muhkhtar yang mengalami luka lebih parah, hingga kini harus diinduksi secara khusus.

Polisi Metropolitan mengidentifikasi tersangka bernama John Tomlin (24), namun awalnya mengesampingkan motif agama dalam penyerangan tersebut.

Namun, tidak lama setelahnya, kepolisian mengatakan bahwa bukti baru telah terungkap, dan menyelidiki serangan tersebut sebagai kejahatan Islamofobia.

Kedua korban mengalami luka bakar yang tidak akan pernah bisa hilang selamanya. Sebelumnya, Mukhtar pernah mengatakan dia menjadi target bulan-bulanan warga yang tidak menyukai agamanya.

“Saya percaya ini ada kaitannya dengan Islamofobia. Mungkin dia melakukan ini akibat kejadian akhir-akhir yang mengaitkan dengan Islam,” katanya kepada sebuah media.

Mukhtar menuturkan, seorang pria mengetuk jendela mobilnya sekitar pukul 09.15 pada 21 Juni, dan menyemprotkan cairan asam yang dipikirnya adalah sebuah cairan biasa untuk mengejek dirinya.

Tapi kemudian dia memperhatikan sepupunya sedang terbakar, dan dia juga mulai merasakan pakaian meleleh ke tubuhnya dengan rasa panas yang tidak tertahankan.

Dalam ketakutan, dia mencoba untuk pergi, tapi karena kesakitan, dia akhirnya jatuh. Sambil berteriak keduanya meminta orang di sekitar untuk memberikan air sebelum dibawa ke rumah sakit setempat.

“Ketika saya tiba di rumah sakit, mereka harus mencuci muka saya dengan air untuk membersihkan asam,” kata Mukhtar.

“Rasanya sangat sakit tidak tertahankan. Saya menjerit seperti bayi dan ketakutan. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Saya akan terluka seumur hidup dan saya hancur secara emosional,” tambahnya.

Sementara Resham, wanita asal Manchester yang kesehariannya sebagai petenis itu mengungkapkan kesedihannya karena luka yang mengenai wajahnya tidak akan hilang.

Wanita berusia 21 tahun itu datang ke London untuk mengunjungi spa dan pergi makan dalam rangka merayakan hari ulang tahunnya, setelah baru saja kembali dari tahun pertukaran pelajar di Siprus.(T/RE1/RS1)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)