Kabul, 22 Dzulqa’da 1437/25 Agustus 2016 (MINA) – Serangan mematikan selama 10 jam di Universitas Amerika (UAAF) di Kabul, Afghanistan, berakhir Kamis pagi, menewaskan sedikitnya 13 orang, termasuk tujuh mahasiswa muda.
Sekelompok pria bersenjata menyerbu masuk ke kampus AUAF pada Rabu malam, demikian Anadolu Agency memberitakan yang dikutip MINA.
Menurut polisi, seorang pelaku bom mobil bunuh diri pertama meledakkan perangkat di saat militan lainnya menyerbu kampus dan menembak tanpa pandang bulu.
Kepala Polisi Nasional Afghanistan Jenderal Abdul Rahman Rahimi di Kabul pada Kamis mengungkapkan bahwa tujuh mahasiswa, tiga polisi dan tiga staf universitas lainnya kehilangan nyawa mereka dalam serangan itu, sementara 30 lainnya terluka.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Namun, menurut Reuters dari pejabat polisi yang berbeda melaporkan jumlah korban tewas 12 orang dan terluka 44 orang.
Sekitar 700 orang yang terdiri dari mahasiswa, anggota fakultas dan warga sipil lainnya berada di universitas bergengsi itu.
Semenit setelah ledakan pertama, semua yang hadir di kampus dilarikan ke bunker bawah tanah, sementara yang lain berhasil melarikan diri dengan melompati tembok di sisi belakang kompleks itu.
“Pertempuran berakhir dan setidaknya dua penyerang telah tewas,” kata seorang pejabat polisi di lokasi kejadian kepada Reuters. “Sekarang operasi pembersihan sedang berlangsung oleh tim teknik kriminal.”
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Hingga sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Presiden Ashraf Ghani mengutuk serangan itu dan mengatakan kelompok “teroris” ingin menghalangi pertumbuhan Afghanistan.
Ini bukan pertama kalinya AUAF menjadi target. Sebelumnya dua profesor asingnya telah diculik di dekat kampus beberapa pekan yang lalu dan masih dalam penahanan militan. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina