Kabul, 9 Ramadhan 1436/26 Juni 2015 (MINA) – Kementerian Dalam Negeri Afghanistan membantah terjadinya serangan Taliban di luar gedung parlemen, tapi Taliban mengumumkan rincian jalannya serangan itu dan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengutuk serangan tersebut.
Sebanyak 31 orang warga sipil terluka dalam serangan Taliban di luar parlemen Afganistan itu, sementara tujuh penyerang tewas dalam tembak -menembak setelah seorang pembom bunuh diri meledakkan bomnya di luar kompleks parlemen Afghanistan di Kabul.
Kementerian Dalam Negeri membantah kejadian Senin 22/6 lalu itu, tapi dilaporkan beberapa anggota parlemen dan staf telah terluka, namun diakui sebagai terluka oleh pecahan kaca. Demikian Anadolu yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
“Beberapa bagian dari langit-langit ruang sidang runtuh setelah ledakan itu dan di mana-mana penuh dengan asap dan debu,” ujar Zabihullah Seerat, penasehat parlemen.
John Kirby, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, sangat mengutuk serangan itu. Ia mengatakan bahwa serangan itu “menunjukan jurang antara Taliban dan Rakyat Afghanistan, dan menunjukan dengan terang-terangan pengabaian pada kehidupan manusia dan pada demokrasi.”
Juru Bicara Taliban, Zahibullah Mujahid mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, ia mengatakan kelompok parlemen ditargetkan sebagai mempertunjukkan sikap Taliban yang menolak menteri pertahanan baru.
Dijelaskan secara rinci, setelah mereka meledakkan bom, para penyerang memasuki gedung dekat kompleks dan menembaki gedung parlemen.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Taliban sebelum bukan suci Ramadhan telah menolak permintaan dari ulama Afghanistan untuk mengadakan sebulan gencatan senjata menghormati bulan suci Ramadhan, tapi Taliban malah menyatakan akan mengintensifkan serangannya. (T/FIT/P2)
Mi’raj Islamic News Agency(MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina