Beirut, MINA – Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abiad pada Rabu (12/4) mengumumkan, setidaknya 4.047 warganya meninggal dunia dan 15.983 lainnya terluka di Lebanon akibat serangan Israel sejak Oktober 2023.
“Sebelum 15 September, jumlah korban tewas mencapai 645 orang, sementara 1.983 lainnya terluka. Setelah tanggal tersebut, 3.402 orang lagi meninggal dunia dan lebih dari 14.000 orang lainnya terluka,” kata Abiad dalam konferensi pers di Beirut.
Kesepakatan gencatan senjata antara Lebanon dan Israel mulai berlaku pekan lalu dengan harapan diakhirinya pertempuran selama 14 bulan antara tentara Israel dan Hezbollah.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, Israel harus menarik pasukannya di selatan perbatasan de facto Garis Biru secara bertahap.
Baca Juga: Pejabat: Mayoritas Tahanan Asing di Iran adalah Warga Afghanistan
Sementara kelompok Hezbollah Lebanon menarik pasukannya di Lebanon selatan dalam waktu maksimal 60 hari.
Pelaksanaan perjanjian tersebut akan diawasi AS dan Prancis, tetapi rincian tentang mekanisme penegakannya masih belum jelas.
Lebanon telah melaporkan lebih dari 120 pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Israel sejak kesepakatan mulai berlaku pada 27 November.
Menurut hitungan kantor berita Anadolu berdasarkan angka Kementerian Kesehatan, sedikitnya 14 orang tewas dan 13 lainnya terluka dalam serangan terbaru Israel sejak Ahad lalu. []
Baca Juga: Tentara Suriah Klaim Bebaskan Kota Hama dan Bunuh 1.600 Militan
Mi’raj News Agency (MINA)