Atlanta, MINA – Serangan Israel terhadap Doha membuat Qatar, dan negara-negara Arab di sekitarnya, dikhianati dan ditinggalkan oleh sekutu dekatnya di Washington, tulis Paula Hancocks.
Dilansir dari Al Mayadeen pada Kamis (11/9), Hancocks menyatakan bahwa serangan terhadap sebuah bangunan tempat tinggal yang menargetkan delegasi Hamas, beberapa jam sebelum mereka dijadwalkan menyampaikan tanggapan atas gencatan senjata dan kesepakatan tawanan baru yang dipimpin AS, telah menghancurkan kemajuan yang telah dicapai selama 23 bulan terakhir perang.
Penulis tersebut merefleksikan kata-kata Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, yang mengecam keras serangan tersebut sebagai “teror negara,” dalam sebuah wawancara dengan CNN. Pemimpin Qatar menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah membunuh “harapan apa pun” bagi sandera Israel dan merusak “peluang perdamaian apa pun.”
Hancocks menyatakan bahwa serangan Israel tersebut mengejutkan para pejabat Qatar, yang sebelumnya percaya bahwa hubungan kuat mereka dengan Washington dan keberadaan pangkalan udara AS Al Udeid yang besar di negara tersebut akan melindungi mereka dari serangan semacam itu.
Baca Juga: Indonesia Kecam Serangan Israel ke Doha, Desak DK PBB Bertindak
Al Thani juga menyerukan agar Netanyahu “dibawa ke pengadilan.” Ia menuduhnya melanggar “setiap hukum internasional.”
Hancocks menyatakan bahwa komentar Al Thani mencerminkan meningkatnya rasa frustrasi di Doha, yang telah lama berperan sebagai mediator antara Hamas dan Israel.
Hancocks menyatakan bahwa rasa terkejut dan pengkhianatan terasa nyata di Doha. Dia menekankan bahwa bahasa yang digunakan oleh Perdana Menteri Qatar “keras, menggugah, dan memberatkan.”
Menurutnya, tanggapan Al Thani yang biasanya berkepala dingin terhadap apa yang telah terjadi dalam 23 bulan terakhir perang di Gaza, kali ini berbeda. []
Baca Juga: Serangan Yaman Kembali Hantam Bandara Ramon Israel
Mi’raj News Agency (MINA)