Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangan Israel terhadap Umat Kristen di Al-Quds Meningkat Tajam

sri astuti Editor : Widi Kusnadi - 42 detik yang lalu

42 detik yang lalu

0 Views

Jemaat berkumpul di luar Gereja Makam Suci, di Kota Tua Yerusalem pada 27 Februari 2018 untuk menentang kebijakan dan kekerasan Israel. [Foto: Mustafa Alkharouf / Anadolu Agency]

Al-Quds, MINA – Laporan terbaru dari Pusat Data Kebebasan Beragama (RFDC) mengungkapkan peningkatan tajam serangan anti-Kristen di Al-Quds, dengan hampir separuh insiden di Kota Tua yang diduduki menyasar umat Kristen Armenia.

Meliputi periode Juli hingga September 2025, laporan triwulanan RFDC yang berjudul “Insiden Terhadap Umat Kristen di Palestina yang Diduduki” mendokumentasikan 31 kejahatan kebencian di wilayah Palestina yang diduduki. Almayadeen melaporkan, Rabu (22/10).

Dari jumlah tersebut, 43% insiden di Kota Tua al-Quds secara khusus menyasar umat Kristen Armenia, dengan Patriarkat Armenia muncul sebagai lokasi yang paling sering diserang.

Laporan tersebut merinci berbagai macam serangan, seperti: meludah – 9 insiden (29%), pelecehan verbal – 8 (26%), hasutan daring – 7 (23%), vandalisme – 3 (10%), penodaan tempat-tempat suci – 3 (10%), perusakan – 2 (7%),  dan penyerobotan – 1 insiden

Baca Juga: Netanyahu Pecat Kepala Dewan Keamanan Tzachi Hanegbi

Di Kota Tua saja, tercatat 13 insiden (42%). Dari jumlah tersebut, enam terjadi di Patriarkat Armenia, tiga di sepanjang Via Dolorosa, dan masing-masing dua di dekat Bab al-Khalil (Gerbang Jaffa), Jalan Dawoud, dan yang disebut Kawasan Yahudi.

Serangan lain dilaporkan di wilayah di luar Kota Tua, termasuk al-Quds Barat (16%), Jabal Sahyoun (6%), dan beberapa lokasi di luar al-Quds (36%), seperti Migdal HaEmek, Latrun, Danau Galilea, Kapernaum, dan Mata Air Maria di Ein Kerem.

Patriarkat Armenia merupakan lokasi yang paling banyak diincar selama periode pelaporan. RFDC menyoroti bahwa meskipun ada kehadiran polisi dalam beberapa insiden, penegak hukum seringkali gagal bertindak. Meskipun beberapa pengaduan resmi telah diajukan, tindak lanjutnya masih minim.

Laporan tersebut menunjukkan kontras yang mencolok dalam penegakan hukum: di Biara Polandia, polisi Israel turun tangan untuk menghentikan pelecehan, sementara di Mary’s Spring, papan nama lokasi terus dirusak tanpa penyelidikan resmi.

Baca Juga: PBB Serukan Lebih Banyak Bantuan Hunian untuk Gaza Jelang Musim Dingin

Direktur RFDC, Yisca Harani, menekankan bahwa 31 kasus yang terdokumentasi kemungkinan hanya mewakili sebagian kecil dari insiden yang sebenarnya.

“Ada banyak sekali kekurangan pelaporan yang disebabkan oleh rasa takut, pengunduran diri, dan kurangnya akuntabilitas,” kata Harani.

Ia menambahkan bahwa laporan telah diajukan, tetapi tidak ada vonis, menunjukkan tren impunitas Israel yang mengkhawatirkan dalam kejahatan kebencian Kristen.

Laporan ini menggambarkan lingkungan yang memprihatinkan bagi komunitas Kristen, khususnya umat Kristen Armenia di Al-Quds, yang kini menghadapi kerentanan yang semakin meningkat akibat pelecehan dan kekerasan yang terus berlanjut.

Baca Juga: Hamas Rencanakan Operasi Besar Berantas Geng-geng Pro-Israel di Gaza

RFDC memperingatkan meningkatnya kekerasan terhadap umat Kristen di Palestina yang diduduki diperparah oleh pengabaian institusional dan kurangnya akuntabilitas. Tanpa sanksi hukum, frekuensi dan tingkat keparahan serangan dapat terus meningkat.

Seiring meningkatnya kejahatan kebencian dan impunitas yang terus berlanjut, para pemimpin Kristen dan kelompok hak asasi manusia menyerukan perhatian dan perlindungan internasional yang mendesak bagi warisan dan komunitas Kristen di Al-Quds dan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki. []

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Masjid Al-Aqsa Terancam Runtuh Akibat Penggalian Terowongan Israel

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina
Palestina