Peshawar, MINA – Setidaknya 14 orang yang kebanyakan pelajar, tewas saat militan berpakaian burqa menyerbu dan menembaki asrama Institut Pelatihan Pertanian Peshawar di Pakistan, Jumat (1/12), kata beberapa pejabat.
Jumlah korban diperkirakan akan meningkat, media melaporkan mengutip pejabat keamanan dan dokter setempat. 25 lainnya cedera dalam serangan yang mengerikan tersebut.
Serangan pembunuhan dimulai waktu pagi setelah tiga ledakan keras terdengar. Penembakan terjadi di asrama setelah tiga sampai lima tersangka yang mengenakan burqa masuk ke gedung tersebut, menurut laporan Geo.
Khaleej Time yang dikutip MINA melaporkan, seorang siswa yang menyaksikan serangan tersebut mengatakan biasanya ada sekitar 400 siswa di asrama tersebut, tapi saat hanya ada sekitar 150 orang karena hari Jumat ini merupakan hari untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Ketika dua gerilyawan mulai menembak, siswa-siswa ketakutan dan berlari untuk berlindung. Beberapa tertembak dan terluka sementara yang lainnya melompat keluar dari jendela, kata saksi mata.
Penyerang yang datang dengan kendaraan becak, pertama-tama menembak penjaga di pintu gerbang dan kemudian melanjutkan ke asrama, kata polisi.
Pasukan keamanan, yang awalnya terpana oleh serangan tersebut, lalu menyerang para teroris.
“Sebanyak lima teroris terbunuh. Sembilan orang termasuk delapan siswa dan seorang penjaga juga terbunuh, sementara 25 lainnya, termasuk mahasiswa, polisi dan tentara, terluka,” kata petugas keamanan Peshawar, Bashir Dad kepada Efe.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Tehreek-e-Taleban Pakistan yang merupakan kelompok utama Taliban di negara itu, mengklaim melakukan serangan tersebut dalam sebuah pernyataan yang menyebutkan bahwa tiga dari gerilyawannya melaksanakan penyerangan.
Dikatakan, penyerang telah membunuh puluhan orang dan mengklaim bahwa institut tersebut bukan universitas tapi “pusat rahasia” dari badan intelijen Pakistan ISI.
“Serangan ini merupakan reaksi terhadap kebrutalan yang terus berlanjut oleh badan intelijen kepada Tehreek-e-Taleban Pakistan dan orang-orang yang tidak bersalah terutama tahanan dan ulama,” kata kelompok tersebut.
Rompi anti peluru, tiga granat, dua bom dan pistol ditemukan di gedung asrama itu.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Kepala Menteri Khyber-Pakhtunkhwa Pervaiz Khattak mengatakan, meskipun polisi selalu siaga, tetapi kejadian ini terjadi sangat tiba-tiba, berita Dawn melaporkan.
“Polisi telah datang dan mengambil alih kendali. Langkah-langkah keamanan telah dilakukan untuk menjaga kesucian hari peringantan kelahiran nabi. Polisi kami ada di sana segera setelah penembakan terjadi. Saat ini kami menghadapi keadaan yang sulit,” katanya
Ini bukan serangan pertama di universitas di Pakistan. Serangan Taliban terhadap Universitas Bacha Khan di Charsadda juga terjadi pada Januari 2016 dan menyebabkan 25 orang tewas.
Serangan terburuk terhadap sebuah institusi pendidikan terjadi pada bulan Desember 2014 ketika gerilyawan menyerang sebuah sekolah di Peshawar dan menyebabkan 151 orang meninggal, kebanyakan anak-anak.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Pakistan telah melancarkan beberapa operasi militer terhadap kelompok-kelompok pemberontak di seluruh negeri dalam beberapa bulan terakhir, setelah beberapa serangan besar di tahun 2017.
Peshawar telah berpuluh-puluh tahun mengalami serangan kelompok militan, karena dipandang sebagai garis depan dalam perang melawan terorisme dan juga karena kedekatannya dengan daerah kesukuan yang tak beraturan dan perbatasan Pakistan dengan Afghanistan. (T/B05/RS1)
Mi’raj news Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza