Odessa, MINA – Setidaknya satu orang tewas dan 22 terluka akibat serangan rudal Rusia di kota Odessa, Ukraina selatan, kata Polisi setempat.
Seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin (24/7), Polisi Nasional Ukraina dalam sebuah pernyataan di Telegram mengatakan, sedang menilai konsekuensi dari serangan itu.
Infrastruktur sipil, bangunan tempat tinggal bertingkat tinggi dan pribadi, serta mobil rusak atau hancur akibat serangan itu.
Polisi Ukraina telah melakukan pengamanan di daerah tersebut, membantu penyelamatan dan memberikan bantuan yang diperlukan kepada yang terluka.
Baca Juga: Imigrasi AS Tangkap Mahasiswi Turki Karena Dukung Palestina
Selain itu, Katedral Transfigurasi yang bersejarah juga rusak akibat serangan itu, kata Dewan Kota Odesa. Bangunan itu konon merupakan gereja Ortodoks terbesar di Odessa.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan membantah, mereka menargetkan gereja tersebut, dengan mengatakan target tersebut “terletak pada jarak yang aman dari kompleks kuil.”
Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan menambahkan, perencanaan serangan presisi tinggi terhadap infrastruktur militer dan teroris rezim Kyiv itu, dilakukan berdasarkan informasi yang diverifikasi dan dikonfirmasi dengan hati-hati melalui beberapa saluran.
“Dengan sengaja mengecualikan penghancuran fasilitas sipil, serta objek warisan budaya dan sejarah, kemungkinan besar penyebab kerusakan pada gereja adalah jatuhnya peluru kendali anti-pesawat Ukraina sebagai akibat dari tindakan operator sistem pertahanan udara yang buta huruf, sengaja ditempatkan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina di daerah pemukiman, termasuk di kota Odesa,” demikian dinyatakan.
Baca Juga: Presiden Kuba: Israel Terus Lakukan Pemusnahan Warga Palestina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Kyiv akan membalas. “Kita akan melewati ini. Kami akan memulihkan perdamaian dan untuk itu, kita harus mengalahkan kejahatan Rusia,” katanya di Telegram.
Serangan rudal Rusia di Ukraina meningkat sejak Senin, setelah ledakan di jembatan Kerch, yang menghubungkan Rusia ke Semenanjung Krimea.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut dugaan serangan Ukraina sebagai “serangan teroris” dan bersumpah untuk membalas. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran Pamer ‘Megakota Rudal’, Satu dari Ratusan Fasilitas