Washington, MINA – Serangan udara AS menewaskan 11 milisi pro-Iran di Suriah timur, menyusul serangan pesawat tak berawak yang menewaskan seorang kontraktor Amerika dan melukai lima personel layanan AS, kata seorang pemantau perang, Jumat (24/3/2023).
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada Kamis bahwa atas arahan Presiden Joe Biden, dia telah mengizinkan “serangan udara presisi malam ini di Suriah timur terhadap fasilitas yang digunakan oleh kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC)”.
IRGC adalah sayap militer Iran dan masuk daftar hitam sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat.
“Serangan udara dilakukan sebagai tanggapan atas serangan hari ini serta serangkaian serangan baru-baru ini terhadap pasukan Koalisi di Suriah oleh kelompok yang berafiliasi dengan IRGC,” tambah Austin.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Sebuah pernyataan Departemen Pertahanan mengatakan, kontraktor AS telah tewas dan yang lainnya terluka “setelah kendaraan udara tak berawak satu arah menyerang fasilitas pemeliharaan di pangkalan Koalisi dekat Hasakeh di timur laut Suriah”.
Kontraktor AS lainnya juga terluka dalam serangan UAV, kata Pentagon. Badan itu menambahkan bahwa komunitas intelijen AS “menilai UAV berasal dari Iran”.
Pada hari Jumat, Rami Abdel Rahman, Ketua Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris dengan jaringan sumber yang luas di Suriah, mengatakan, 11 orang telah terbunuh oleh serangan AS.
“Serangan AS menargetkan depot senjata di dalam kota Deir Ezzor, menewaskan enam pejuang pro-Iran, dan dua pejuang lainnya tewas akibat serangan yang menargetkan gurun Mayadine dan dekat Albu Kamal,” katanya. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon