Gaza, MINA – Sebanyak 22 orang, termasuk 18 anak-anak, syahid oleh serangan udara Israel di Rafah pada Ahad (21/4) dini hari, kata para pejabat setempat.
Serangan udara tersebut menewaskan seorang pria bersama istrinya yang sedang hamil dan anak mereka yang berusia 3 tahun, menurut Rumah Sakit Kuwait terdekat, yang menerima jenazah mereka.
Dokter berhasil mengeluarkan bayi tersebut dengan selamat dari rahim ibunya yang telah meninggal, kata Rumah Sakit. Voice of America melaporkan.
Serangan kedua lainnya membunuh 17 anak-anak dan dua wanita dari keluarga besar.
Baca Juga: Hamas Kecam Penyerbuan Ben-Gvir ke Masjid Ibrahimi
Serangan itu terjadi di saat Israel berjanji akan memperluas serangan daratnya terhadap Hamas di kota berpenduduk 1,4 juta orang tersebut, yang sebagian besar dari mereka adalah pengungsi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad, menjelang hari raya Paskah Yahudi, mengancam akan “melemparkan pukulan tambahan dan menyakitkan” kepada Hamas untuk menjamin pembebasan sandera yang ditahan di Gaza.
“Dalam beberapa hari mendatang kami akan meningkatkan tekanan militer dan politik terhadap Hamas karena ini adalah satu-satunya cara untuk membebaskan sandera kami,” kata Netanyahu, tanpa memberikan rincian apa pun.
Tentara Israel berdalih, beberapa sandera yang diculik selama serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan ditahan di kota Rafah di Gaza selatan.
Baca Juga: Hezbollah dan Houthi Kompak Serang Wilayah Pendudukan Israel
Ahad malam, juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi, “Kepala staf telah menyetujui langkah perang selanjutnya.” Namun, dia tidak memberikan informasi spesifik. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Banyak Tentara Israel Kena Mental Akibat Agresi Berkepanjangan di Gaza