Sagaing, MINA – Militer Myanmar melakukan serangan udara di Desa Lintelo di Kota Sagaing, 20 km di barat daya Mandalay, menargetkan biara yang menampung para pengungsi.
Sebanyak 28 warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, tewas dalam serangan udara yang terjadi Jumat (11/7) tengah malam tersebut. Arakan News Agency (ANA) melaporkan.
Seorang sumber dari kelompok perlawanan setempat menyebutkan pesawat-pesawat militer menjatuhkan bom dua kali di biara yang menampung para pengungsi dari daerah konflik.
Sumber yang tidak disebutkan namanya tersebut, mengantisipasi peningkatan jumlah korban tewas karena banyaknya korban luka, mengingat sebagian besar korban adalah pengungsi dari Desa Kyaw Ziya, sebagaimana dilaporkan oleh Khitt Thit Media.
Baca Juga: Kantor HAM PBB: 798 Warga Gaza Tewas Saat Mencari Bantuan Sejak Akhir Mei
Ia menambahkan bahwa para korban luka menderita luka parah di tengah kekurangan obat-obatan dan tenaga medis yang parah, sehingga mempersulit penyediaan perawatan medis bagi mereka.
Eskalasi itu terjadi di tengah serangan berkelanjutan oleh pemberontak Pasukan Pertahanan Rakyat Myanmar (PDM) di kedua tepi Sungai Irrawaddy.
Myanmar telah dilanda kekacauan sejak kudeta militer yang menggulingkan pemerintah pada tahun 2021, yang memicu konflik dan perang saudara di mana warga sipil menjadi korban, mengakibatkan sekitar 3,5 juta orang mengungsi, serta puluhan ribu orang terbunuh, terluka, dan ditangkap.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa sekitar 20 juta orang, kira-kira sepertiga dari populasi, akan membutuhkan bantuan kemanusiaan pada 2025. []
Baca Juga: Asosiasi Pendidikan Nasional AS Setujui Resolusi Larang Kurikulum Pro-Israel di Sekolah
Mi’raj News Agency (MINA)