Gaza, MINA – Anggota Asosiasi Pengusaha Gaza, Nur Al-Khazandar menegaskan, Ahad (12/1), sebanyak 100 ton gas diizinkan masuk ke Gaza untuk layanan publik melalui perlintasan Karem Abu Salim.
Al-Khazandar menyatakan, selama dua hari di bulan Januari, hanya 100 ton gas yang diizinkan Israel masuk ke Gaza pada Ahad (12/1).
Komite Perminyakan akan mendistribusikan gas untuk sektor layanan penting, seperti pabrik roti, rumah sakit, dan persiapan untuk kondisi darurat, demikian PIC melaporkan, dikutip MINA.
Menurutnya, Gaza butuh 320 ton gas setiap harinya, terutama di puncak musim dingin saat ini, sementara pasokan di pasar tidak mencukupi untuk kebutuhan warga Gaza.
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Al-Khazandar menyebutkan bahwa terjadi krisis gas sejak berakhirnya krisis Agustus 2018, saat masuknya gas dari Mesir.
Fenomena krisis baru terlihat bersama pembagian gaji dari otoritas dan beredarnya uang di tangan warga. Namun, tidak ada pasokan gas selain dari Mesir atau Israel, yang menyebabkan tabung-tabung gas kosong tak berisi.
Tak ada gas yang masuk dari Mesir, sebab pihak Mesir meminta tambahan sekitar 170 USD atas harga 1 ton yang tak bisa dipenuhi otoritas perminyakan Gaza.
Otoritas Gaza menolak tambahan harga per ton gas Mesir, karena akan meningkatkan harga jual senilai 62 shekel dari harga sebelumnya 54 shekel, angka ini sangat tinggi di tengah sulitnya perekonomian yang dihadapi warga.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 7 Orang Syahid
Bersamaan dengan tidak adanya gas dari Mesir, juga tidak ada gas Israel disebabkan kondisi cuaca dan tingginya ombak, sehingga kapal yang mengangkut gas tidak bisa bersandar di Pelabuhan Asdod dan Haifa, yang berdampak pada krisis gas di Tepi Barat dan Jalur Gaza. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida