Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sering Terlibat Aksi Pembunuhan, Pemerintah AS Tetapkan Jaringan Terrorgram Sebagai Teroris

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - Selasa, 14 Januari 2025 - 07:29 WIB

Selasa, 14 Januari 2025 - 07:29 WIB

34 Views

Ilustrasi peretas untuk kejahatan (Quds Press)

Washington, MINA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menetapkan jaringan Terrorgram sebagai kelompok teroris yang mempromosikan supremasi kulit putih (white supremacy) dengan kekerasan.

Kementerian Luar Negeri AS menyatakan bahwa mereka beroperasi di situs media sosial Telegram, dan tiga pemimpinnya sebagai Teroris Global. Al-Jazeera melaporkan.

Jaringan ini dikenal karena menyebarkan propaganda supremasi kulit putih dan sering membagikan panduan serta instruksi untuk melakukan kekerasan bermotif rasial dan terorisme anti-pemerintah.

Terrorgram dipengaruhi oleh forum web neo-Nazi Iron March, yang berperan penting dalam mempopulerkan buku Siege karya James Mason.

Baca Juga: India Pertimbangkan Terima Duta Besar Taliban karena Alasan Tiongkok

Jaringan ini telah menerbitkan berbagai materi yang mendorong kekerasan, termasuk seri majalah digital Hard Reset yang memuji serangan supremasi kulit putih dan memberikan instruksi untuk menyerang infrastruktur kritis.

Pada Oktober 2022, mereka merilis video berjudul White Terror yang memuji pelaku kekerasan supremasi kulit putih dan mendorong serangan serupa di masa depan.

Pada September 2024, Kementerian Kehakiman AS mendakwa dua individu, Dallas Humber dan Matthew Allison, yang diduga memimpin jaringan Terrorgram. Mereka dituduh menghasut kejahatan rasial, merencanakan pembunuhan pejabat federal, dan berkonspirasi memberikan dukungan material kepada teroris.

Di tempat lain, Menteri Dalam Negeri Inggris saat itu, James Cleverly, menyatakan bahwa Terrorgram menyebarkan propaganda keji dan bertujuan meradikalisasi kaum muda untuk melakukan tindakan terorisme.

Baca Juga: Trump Terkejut Atas Penolakan Mesir dan Yordania Soal Relokasi Warga Gaza

Asisten Jaksa Agung AS, Kristen Clarke, menegaskan bahwa Departemen Kehakiman akan menuntut pertanggungjawaban individu yang berupaya melakukan kekerasan bermotif bias. Sementara itu, Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional, Matthew Olsen, menyatakan bahwa risiko dan bahaya yang ditimbulkan oleh jaringan seperti Terrorgram sangat serius, mengingat jangkauan mereka yang luas melalui internet. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Lavrov: G20 Sambut Baik Perundingan Rusia-AS di Riyadh

Rekomendasi untuk Anda