Berkenaan dengan persiapan pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2017 di berbagai tempat di Indonesia, bersama ini Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menyatakan sebagai berikut:
- Bahwa kehidupan bermasyarakat yang aman, tentram dan damai adalah harapan semua manusia tidak memandang latarbelakang ras, etnis, agama dan kebangsaan. Hal itu adalah fitrah yang merupakan pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berada di dalam jiwa setiap anak Adam. Untuk mewujudkan kehidupan seperti itu diperlukan kerja keras dari seluruh warga masyarakat baik dalam hal membangun konstruksi sosial kemasyarakatan yang kondusif maupun untuk menghindarkan masyarakat dari potensi konflik sekecil apapun yang dapat merusaknya.
- Apabila dalam persiapan dan pelaksanaan Pilkada secara serentak ada potensi konflik baik horizontal maupun vertikal maka setiap warga masyarakat harus terpanggil untuk ikut serta secara aktif meredamnya. Jangan karena perbuatan suatu pihak yang mencari keuntungan sepihak maka menjadi rusaklah kehidupan masyarakat yang aman, tentram, dan damai.
- Semua pihak yang terlibat di dalam penyelenggaraan Pilkada serentak di seluruh Indonesia dihimbau agar betul-betul menyadari hakikat dari Pilkada yang merupakan permainan politik yang sementara dan tidak serta merta melupakan nilai-nilai moral universal yang menjadi titah suci dari Allah Sang Pencipta Dunia dan Akhirat. Sejatinya semua yang ada di dunia adalah permainan dan sesuatu yang dapat melalaikan. Kelalaian manusia dari Allah menjadi awal dari perbuatan yang merugikan diri sendiri, masyarakat dan alam semesta. Ini diingatkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an yang artinya: “Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Q.S. Al-Hadid [57]: 20)
- Kepada seluruh peserta Pilkada dan para pendukungnya diserukan agar menjaga semangat kebersamaan dan persaudaraan sesama anak bangsa. Dalam hal ini Islam tegas menyerukan sebagai berikut “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 10). Manusia dijadikan bermacam-macam dalam hal ras, etnis dan kebangsaan dan semua diperintahkan untuk membangun pergaulan yang baik dan harmonis. “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujurat [4]: 13).
- Pelaksanaan Pilkada hendaknya tetap diwarnai oleh akhlak atau budi pekerti yang mulia terutama dari para peserta dan pendukungnya serta para panitia penyelenggaranya. Diserukan kepada para peserta Pilkada dan pendukungnya agar menunjukkan ketinggian budi pekerti dan menghindarkan sikap arogansi serta saling mengejek dan merendahkan. Sikap merendahkan orang lain adalah akhlak yang buruk dan dilarang oleh Allah : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 11)
- Akhlak mulia sepatutnya tidak sekedar ditunjukkan saat persiapan dan pelaksanaan Pilkada saja namun terus dipertahankan saat diperoleh hasil akhirnya. Hendaknya yang menjadi pemenang tidak berpuas hati, bersombong diri dan mabuk dalam pesta kemenangan. Justru kemenangan itu sebenarnya awal dari penderitaan karena harus memikul beban amanat dan tanggung jawab yang berat di hadapan manusia apalagi di hadapan Allah. Bagi pihak yang kalah hendaknya mengembangkan sikap yang positif dan lapang dada serta melanjutkan perjuangan dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik untuk warga masyarakat sesuai kemampuan dan posisi masing-masing. Dalam perspektif ini sesungguhnya pihak yang kalah atau yang menang memikul konsekuensinya masing-masing. Dan semua yang terjadi di muka bumi ini sudah ditakdirkan oleh Allah, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an yang artinya: “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Hadid [57]: 24)
- Bagi warga masyarakat yang peduli terhadap kehidupan yang aman, tentram dan damai memenangi Pilkada bukanlah segala-galanya. Ada banyak cara mewujudkan kehidupan yang baik bagi masyarakat tanpa harus memenangi Pilkada dan menjadi penguasa. Setiap orang harus berbuat kebaikan sesuai kemampuan dan posisinya di dalam masyarakat. “Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalan-Nya.” (Q.S. Al-Isra’ [17]: 84)
Jakarta, 14 Jumadil Awwal 1438 H/11 Februari 2017 M
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Jama’ah Muslimin (Hizbullah)
Imaam
Yakhsyallah Mansur
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
(R01/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat