Kabupaten Bogor, MINA – Mencermati pemberitaan di media massa tentang perang saudara di Sudan yang mengakibatkan banyak korban tewas dan luka-luka baik dari kalangan sipil, militer dan utusan PBB, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Indonesia mengeluarkan pernyataan sikap.
Sejak pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RFS) dan Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) bertempur memperebutkan kekuasaan sejak Sabtu (15/4), sudah sebanyak 144 orang yang dilaporkan tewas dan lebih 500 terluka hingga Selasa (18/4/2023).
Perang ini meletus di tengah negosiasi faksi-faksi untuk membentuk pemerintahan transisi usai kudeta pecah di Sudan pada 2021.
Jamaah Muslimin (Hizbullah) yang berbasis di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyesalkan terjadinya perang saudara sesama anak bangsa di Sudan, di tengah umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa dan lainnya di bulan suci Ramadhan.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
“Kami menyerukan agar pihak-pihak yang saling bertikai untuk menahan diri dan secepatnya menghentikan perang saudara yang mengakibatkan banyak korban berjatuhan dari kedua pihak,” kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Majelis Ukhuwah Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Selasa.
Dalam pernyataan itu, Jama’ah Muslimin mengingatkan dengan keras kepada pihak-pihak yang berkonflik akan ancaman Allah dan Rasul-Nya yang termaktub dalam Al-Quran Surah Al-Maidah ayat 32 dan hadits Nabi Muhammad kepada orang yang membunuh manusia di muka bumi.
“Kami menyerukan dunia internasional untuk berperan aktif meredakan konflik di Sudan tanpa syarat apa pun dan kepentingan apa pun,” kata pernyataan itu.
Jama’ah Muslimin yang menjadi wadah pemersatu umat tersebut juga menyeru pemerintah Republik Indonesia untuk mendamaikan pihak-pihak yang berkonflik di Sudan, sebagai bentuk pelaksanaan amanat konstitusi negara untuk turut serta menjaga ketertiban dunia. (L/RI-1/P1)
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza