Sekjen Kemendikbud: Kurikulum Pendidikan Dibuat Sesuai Kebutuhan di Lapangan

Banten, MINA – Sekretaris Jendral (Sekjen) Kementerian dan Kebudayaan (Kemendikbud) Didik Suhardi mengatakan, pendidikan di sekolah dibuat sesuai kebutuhan di lapangan.

“Kurikulum bukan berubah, tapi kurikulum itu menyesuaikan kebutuhan pendidikan di lapangan. Kita mendesain kurikulum sesuai dengan lapangan pekerjaan. Sekarang sudah banyak kurilulum sekolah yang disingkronkan dengan kebutuhan industri,” kata Didik dalam acara silaturahmi dengan wartawan di Tangerang Selatan, Banten, Kamis (7/3).

Menurutnya dalam menyongsong revolusi industri 4.0 banyak lembaga pendidikan (sekolah) yang menyingkronkan antara pendidikan dengan lapangan pekerjaan.

“Sekarang sudah banyak sekolah-sekolah yang menyediakan jurusan sesuai kebutuhan industri, agar setiap lulusan nantinya siap di ,” ujarnya.

Setiap anak harus mempunyai sifat resthinker (pemikir ulang), karena penyedia lapangan kerja membutuhkan tenaga yang memiliki sifat tersebut. Sifat itu harus ada pada jiwa anak-anak kita.

Terkait ini pemerintah melalui Kememdikbud melakukan revitalisasi ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk perhatian terhadap kualitas pendidikan di Indonesia.

Hal itu mulai dilakukan mulai tahun 2017 setelah keluarnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK. Revitalisasi SMK sangat penting dilakukan saat ancaman teknologi desruptif mulai terlihat nyata di dunia industri.

“Ini perlunya revitalisasi SMK-SMK. Dengan kurikulum setiap lulusan sesuai dengan yang dibutuhkan lapangan kerja. SMK sawit, SMK kopi ini belum ada. Sementara dibutuhkan dilapangan kerja. Jangan sampai ini (lapangan kerja) diisi oleh tenaga kerja-tenaga kerja asing,” tambahnya.

Revitalisasi juga untuk membentuk tenaga kerja yang berdaya saing dan terampil. Harapannya SMK bisa menjalin kerja sama dengan dunia usaha dunia industri (DUDI).

“Harapannya, semua SMK-SMK punya partner industri,” tambahnya. (L/R10/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)