Jakarta, MINA – Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) dr Hadiki Habib menyatakan, genap satu tahun geonsida di Jalur Gaza, MER-C terus melakukan upaya diplomasi kemanusiaan untuk Palestina.
Hal tersebut dilakukan dengan berbagai upaya misi kemanusiaan, serta kehadiran Rumah Sakit Indonesia, dari bantuan masyarakat Indonesia, yang saat ini telah difungsikan dan kembali menangani korban-korban di Gaza.
“Rumah Sakit Indonesia ini, tidak hanya menjadi tempat pertolongan medis, namun telah menjadi simbol diplomasi masyarakat Indonesia untuk perdamaian di bumi Gaza, Palestina,” kata dr Handiki dalam temu media di Kantor Pusat MER-C Jakarta, Rabu (9/10).
Dia juga menegaskan Rumah Sakit Indonesia yang berada di Bayt Lahiya, Gaza Utara, dengan berbagai kerusakan yang ada, akan dibangun kembali.
Baca Juga: AWG Beri Edukasi Tentang Palestina di Ponpes Al-Firdaus Bandar Lampung
“Rumah sakit Indonesia adalah bukti bahwa Indonesia ada untuk mendukung kemerdekaan Palestina yang hakiki, karena pengakuan dan kemerdekaan ini adalah kunci dalam penyelesaian konflik,” ujarnya.
Hadiki juga menjelaskan, saat ini masih terdapat empat relawan MER-C di Jalur Gaza, dua relawan berada di Posko MER-C di Gaza Tengah dan dua relawan lainnya masih berada di RS Al-Ahli Al-Arabi Kota Gaza menunggu lampu hijau dari WHO untuk melanjutkan perjalanan ke posko MER-C di Gaza Tengah.
“Keduanya melakukan evakuasi dari RS Indonesia di Gaza Utara pada hari Senin 7 Oktober 2024, tepat satu tahun genosida, akibat serangan massif di sekitar RS Indonesia,” katanya.
Satu tahun genosida di Gaza, Palestina, menyebabkan kesehatan masyarakatnya tidak hanya rentan, namun juga semakin terabaikan, oleh karena itu, sejak Maret 2023, MER-C secara konsisten mengirimkan lima gelombang Emergency Medical Team (EMT) ke dalam Gaza secara resmi melalui kerjasama dengan World Health Organization (WHO).
Baca Juga: Indonesia Berharap Rakyat Suriah Dapat Memulai Kehidupan Baru
Ketua EMT MER-C, dr. Arief Rachman menyatakan, MER-C berkomitmen untuk melanjutkan pengiriman tim ke-6 khususnya mengelola kasus-kasus medis di daerah perang.
“Total 37 relawan MER-C Indonesia, terdiri atas dokter spesialis, dokter umum, perawat, bidan, Liaison Officer dan relawan logistik umum telah melakukan rotasi di dalam Gaza sampai 7 Oktober 2024,” jekasnya.
Arief mengatakan, tim EMT MER-C bertugas di rumah sakit atau klinik yang direkomendasikan oleh WHO dan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza. Tercatat sebanyak 3.178 pasien korban agresi ditangani oleh Tim EMT MER-C, dengan jumlah pasien terbesar di RS Indonesia, yaitu 1.108 orang.
Acara ini menghadirkan presidium MER-C dr. T. Meaty Fransisca dan anggota tim EMT MER-C Ke-5, dr. Dany K Ramdhan, yang baru tiba di tanah air 5 Oktober lalu, juga kesaksian langsung dari Tim EMT MER-C Indonesia yang masih berada di Jalur Gaza dan menyaksikan langsung dampak dari genosida tersebut.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Selasa Ini Mendung, Berpotensi Hujan Ringan
Konferensi pers ini juga membahas respon MER-C Indonesia dalam membantu masyarakat Gaza yang terdampak.
“Kami ingin mengajak rekan-rekan media untuk bersama-sama menyuarakan keprihatinan atas tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza dan mendukung upaya-upaya kemanusiaan yang dilakukan oleh MER-C Indonesia,” kata Hadiki.
Penyaluran bantuan logistik langsung ke dalam Gaza juga secara simultan dilakukan oleh MER-C sejak awal agresi melalui koordinasi intens dengan pemerintah Gaza, Palestina dalam bentuk donasi makanan, alat-alat operasi, obat-obatan, alat medis habis pakai, linen rumah sakit, kendaraan operasional, solar panel di RS Indonesia serta renovasi wisma dr. Joserizal Jurnalis.[]
Baca Juga: Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah MTQ Tunanetra Internasional
Mi’raj News Agency (MINA)