Para pengunjuk rasa berbaris di berbagai kota Lebanon pada hari Sabtu, 17 Oktober 2020, untuk menandai ulang tahun pertama gerakan protes yang menggulingkan pemerintah, tetapi kemudian diliputi oleh krisis ekonomi, pandemi virus corona, dan ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut.
Pada Oktober 2019, ratusan ribu orang Lebanon turun ke jalan melawan elit politik negara itu di saat krisis ekonomi dan jatuhnya nilai mata uang.
Sementara kekacauan menyebabkan pengunduran diri Perdana Menteri Saad Hariri, para politisi gagal membentuk pemerintahan yang mampu menangani tantangan negara.
Pandemi global dan ledakan 4 Agustus di pelabuhan, yang menewaskan hampir 200 orang dan melukai ribuan lainnya, membawa penderitaan lebih lanjut dan merampas momentum protes.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Ratusan pengunjuk rasa berbaris melewati bank sentral di Beirut dan gedung parlemen sebelum berkumpul di dekat pelabuhan yang hancur.
Bank sentral adalah salah satu gedung yang sebelumnya menjadi sasaran kemarahan pengunjuk rasa atas krisis keuangan yang telah menyebabkan pound Lebanon kehilangan hampir 80% nilainya.
Mereka kemudian menyalakan api raksasa di atas patung logam yang bertuliskan “Revolusi 17 Oktober” dalam bahasa Arab. Api dinyalakan pada pukul 18.07 untuk menandai saat ledakan pelabuhan terjadi.
Para pengunjuk rasa juga berunjuk rasa di kota Tripoli di utara dan kota Sidon di selatan. Seperti di Beirut, jumlah demonstran jauh lebih sedikit dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Protes terjadi menjelang pembicaraan antara Presiden Michel Aoun dan blok parlemen untuk memilih perdana menteri. Saad Hariri yang dicalonkan kembali sedang dalam proses untuk membentuk pemerintahan, meskipun kendala tetap ada.
Jan Kubis, perwakilan khusus PBB untuk Lebanon mengatakan, keluhan yang sah dari rakyat Lebanon tidak diperhatikan selama “tahun yang mengerikan” dari krisis.
“Komitmen dan kerinduan masyarakat akan reformasi dan perubahan yang mendalam terus kuat, bahkan jika momentumnya telah surut,” kata Kubis. “Mereka telah menanam benih untuk perubahan sistemik. Setahun berlalu, perjuangan mereka terus berlanjut.” (AT/RI-1/P1)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Sumber: Asharq Al-Aswat
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin