Washington, MINA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat (25/01) sore, akhirnya mengumumkan berakhirnya Shutdown atau penutupan sementara sebagian aktivitas pemerintah AS.
“Ini adalah kesempatan untuk kedua partai (Demokrat dan Republik) bekerja bersama,” kata Trump yang berpidato dari Rose Garden, Gedung Putih, Washington DC, seperti yang laporan oleh Voice of America.
Penutupan sebagian aktivitas pemerintah Amerika kali ini telah berlangsung selama 35 hari. Ini adalah shutdown terlama dalam sejarah pemerintah AS.
Ia mengaku keputusan ini terjadi setelah tercapai kesepakatan antara dirinya dan Kongres.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Kesepakatan yang ditandatangani yakni, mengesahkan seperempat anggaran untuk pemerintahan federal yang selama waktu tersebut 800 ribu pegawainya dirumahkan dan bekerja tanpa digaji.
Namun Trump mengatakan, penutupan akan berlanjut pada 15 Februari jika dia tidak puas dengan negosiasi komisi keamanan perbatasan Senat AS, atau Trump akan mengumumkan darurat nasional untuk mendapatkan anggaran tembok tanpa persetujuan kongres.
“Atau Saya akan menggunakan wewenang yang saya miliki, yang dilindungi hukum dan konstitusi Amerika untuk mengatasi masalah darurat ini,” tegas Trump.
Dengan menerapkan status ini, anggaran militer bisa dialihkan untuk pembangunan tembok pembatas AS-Meksiko. Namun, langkah tersebut bisa berujung dengan gugatan di pengadilan.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Trump ingin biaya pembangunan tembok pembatas dengan Meksiko senilai 5,7 miliar dolar atau Rp 80 triliun yang berasal dari “uang pajak rakyat” atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) AS. (T/Sj/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan