Yerusalem, MINA – Setelah kunjungan rahasia Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke negara Teluk Oman, giliran Menteri Intelijen dan Transportasi Yisrael Katz yang akan mengunjungi kerajaan Teluk itu pekan depan.
Kunjungan mengejutkan Netanyahu pada Kamis (25/10) malam lalu itu secara luas dikecam oleh warga Palestina.
Katz akan berpartisipasi dalam konferensi transportasi internasional. Katz yang juga anggota Kabinet Keamanan Israel akan berbagi proposal untuk membangun hubungan kereta api antara Israel dan negara-negara Teluk Arab, demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.
Ini adalah pertama kalinya seorang menteri Israel diundang ke konvensi yang diadakan di Oman. Israel dan Oman tidak memiliki ikatan resmi.
Baca Juga: 120 Lebih Pejuang Hezbollah Lebanon yang Gugur Dimakamkan
Kunjungan ke Oman adalah yang pertama oleh Perdana Menteri Israel sejak 1996, ketika Perdana Menteri Shimon Peres berkunjung dan negara-negara sepakat untuk mendirikan kantor perwakilan perdagangan.
Oman kemudian menutup kantor-kantor itu pada tahun 2000 setelah pecahnya intifada kedua di Palestina.
Para pejabat Palestina mengecam keras Oman karena menjadi tuan rumah kunjungan itu.
Pejabat Palestina mengatakan bahwa itu mewakili “normalisasi” hubungan antara Israel dan dunia Arab, meskipun pendudukan Israel berlanjut di Yerusalem Timur, Gaza, dan Tepi Barat.
Baca Juga: Afrika Selatan, Malaysia, Kolombia Akan Blokir Kapal Pembawa Senjata untuk Israel
“Sistem nilai, pakta politik dan sosial Arab tidak ada lagi,” kata Mohammad Shtayyeh, seorang penasihat Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam sebuah pernyataan.
“Ini adalah awal dari normalisasi publik dan berakhirnya prakarsa perdamaian Arab,” tambahnya, mengacu pada proposal Liga Arab 2002.
Inisiatif 2002 menegaskan bahwa negara-negara Arab akan memulihkan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai pertukaran untuk penyelesaian damai, yang menciptakan negara Palestina dan mengembalikan semua tanah yang diduduki atau dianeksasi di dan sejak perang 1967.
Hamas yang memerintah Gaza mengecam Oman karena membiarkan Netanyahu berkunjung. Hamas mengatakan bahwa hal itu mempercepat “normalisasi dengan entitas Israel” dan merupakan “tikaman di belakang” bagi warga Palestina. (T/RI-1/RS2)
Baca Juga: Jadi Destinasi Wisata Ramah Muslim Populer, Taiwan Hadirkan Ratusan Kuliner Halal
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: WHO: Cacar Monyet Masuk Kategori Darurat dan Jadi Perhatian Internasional