Tel Aviv, MINA – Sedikitnya setengah juta warga Israel meninggalkan wilayah pendudukan sejak dimulainya agresi brutal Zionis Israel di Jalur Gaza yang terkepung pada awal Oktober.
Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Israel merilis data sekitar 470.000 warga Israel secara resmi telah melarikan diri sejak 7 Oktober, dan tidak jelas apakah mereka akan kembali atau tidak, demikian Press Tv, Jumat (8/12).
“Karena itu, terdapat migrasi sekitar setengah juta orang, dan ini belum termasuk ribuan pekerja asing, pengungsi, dan diplomat yang meninggalkan” wilayah pendudukan.”
Hal ini terjadi ketika perang telah memberikan dampak besar terhadap perekonomian Israel. Menurut Biro Pusat Statistik Israel, satu dari tiga bisnis telah tutup atau beroperasi pada kapasitas 20 persen saja.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Lebih dari separuh bisnis juga mengalami kehilangan pendapatan lebih dari 50 persen.
Sebelum dimulainya perang di Gaza, jumlah warga Israel yang mengajukan permohonan paspor asing melonjak di tengah ketidakpuasan yang meluas terhadap rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melakukan perombakan hukum.
Netanyahu memperkenalkan rencana tersebut pada bulan Januari, yang memicu protes anti-rezim selama berbulan-bulan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Para kritikus menggambarkan rencana tersebut sebagai ancaman terhadap independensi pengadilan oleh perdana menteri, yang diadili atas tuduhan korupsi. (T/R4/P2)
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)