Kairo, 20 Ramadhan 1434/27 Juli 2013 (MINA) – Setidaknya 130 warga meninggal dalam serangan sejak Jum’at (26/7) kepada para pendukung Mursi yang melakukan aksi protes damai melawan kudeta militer terhadap presiden Muhamad Mursi, media melaporkan.
Sejak kemarin warga melakukan aksi protes seperti biasa dibeberapa area di Kairo, namun menjelang sore angkatan bersenjata militer yang mulai memenuhi jalan sejak pagi menyerang warga demonstran dengan tembakan dan gas air mata, kata salah satu demonstran pendukung Mursi kepada MINA (Mi’raj News Agency).
Kerusuhan terjadi di Alexandria, di mana warga dari berbagai lapisan organisasi dan partai berkumpul untuk mendukung presiden Mursi setelah shalat Jum’at.
Ikhwanul Muslimin mengatakan ratusan lagi telah terluka setelah pasukan keamanan menembaki demonstran awal Sabtu pagi (27/7) di Rab’ah Adawiyah, Huffington Post melaporkan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Mereka tidak menembak untuk melukai namun menembak untuk membunuh,” kata Juru bicara gehad El-Haddad.
Sedangkan menteri dalam negeri yang dipilih setelah kudeta, Muhamad Ibrahim, menolak laporan tersebut dan mengatakan militer tidak mendekati para demonstran dan menembaki mereka.
Pernyataan ini dianggap bertentangan dengan video-video yang muncul terkait serangan di Alexandria dan Rab’ah, di mana warga yang berdemo mengumpulkan peluru-peluru yang ditembakan dan berjatuhan di jalan-jalan.
Warga yang meninggal dibawa ke pos-pos kesehatan lapangan yang disediakan demonstran untuk menampung yang sakit, paramedis menyatakan kebanyakan warga meninggal yang dibawa kepadanya ditembak di bagian kepala,menunjukkan ada tembakan dari pihak militer terhadap warganya.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Beberapa hari lalu, Jenderal Abdul Fattah As-Sisi dalam sebuah pidatonya menyerukan warga Mesir untuk turun ke jalan-jalan dan menempatkan angkatan bersenjata mereka di antara para pendemo guna menghalau apa yang mereka sebut ‘anarkisme dan terorisme’.
Pidato tersebut dianggap ulama terkemuka dunia Al Qardhawi sebagai hasutan untuk bentrok, di mana Al Qardhawi menyerukan warga Mesir untuk tidak terhasut oleh ‘provokasi’ as-Sisi.(T/P03/R2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan