Gaza, MINA – Lembaga Swadaya Masyarakat untuk Hak Asasi Manusia di Israel (PHRI) mengatakan setidaknya 98 tahanan Palestina meninggal dalam tahanan sejak Oktober 2023. Mereka menjadi korban penyerangan, penelantaran medis dan berbagai bentuk penganiayaan lainnya.
PHRI mengatakan tujuh kematian terjadi pada tahun 2023, dengan 50 kematian pada tahun 2024, dan 21 kematian sepanjang tahun ini. Kematian terbaru tercatat pada 2 November. The New Arab melaporkan, Selasa (18/11)
68 orang berasal dari Jalur Gaza, sementara yang lainnya berasal dari Tepi Barat atau berkewarganegaraan Israel.
Namun, jumlah kematian sebenarnya diperkirakan lebih tinggi, mengingat banyaknya orang hilang dan tidak diketahui keberadaannya, terutama dari Jalur Gaza.
Baca Juga: Israel akan Bangun Permukiman Baru di Dekat Perbatasan Mesir
Di antara penyebab utama kematian adalah kerusakan organ dalam, patah tulang rusuk, malnutrisi, dan kelalaian medis yang parah.
Meskipun terdapat bukti penyiksaan dan penganiayaan yang mengerikan di penjara-penjara Israel, para pejabat terus mengklaim penjara dan pusat-pusat penahanan mereka “mematuhi hukum”.
Salah satu pusat penahanan paling terkenal adalah Sde Teiman, yang terletak di gurun Negev (Naqab) di Israel selatan, tempat para tahanan Palestina diperkosa secara mengerikan oleh tentara Israel, termasuk satu kasus di mana seorang pria diperkosa dengan batang logam pada Juli 2024.
Bulan berikutnya, dua pria Palestina, Omar Junaid dan Islam al-Sarsawi, disiksa hingga tewas di fasilitas tersebut.
Baca Juga: Puluhan Tahanan Palestina Tewas, Warga Israel Desak Penjara Sde Teiman Ditutup
Jumlah korban tewas dalam penahanan Israel dalam dua tahun terakhir lebih dari dua kali lipat jumlah korban tewas dalam penahanan 10 tahun sebelum genosida, yang jumlahnya kurang dari 30 orang.
Temuan PHRI menunjukkan gambaran yang sangat suram tentang tingkat kekerasan terhadap warga Palestina selama genosida Gaza.
LSM tersebut mewawancarai staf medis penjara dan para tahanan, serta memeriksa hasil otopsi dengan izin keluarga korban.
“Tingkat kematian yang mengkhawatirkan di tahanan Israel menunjukkan sistem yang telah kehilangan kendali moral dan profesional,” kata Naji Abbas, Direktur PHRI.
Baca Juga: Pasukan Israel Tembak Juru Kamera Al Jazeera Saat Liput Protes Tepi Barat
Seorang mantan sipir penjara mengatakan warga Palestina secara rutin dibelenggu dan dipukul dengan tongkat, dan menyebut Sde Teiman “kuburan” karena banyaknya warga Palestina yang meninggal di sana.
Pasukan Israel masih menahan ribuan orang, termasuk Dr. Hussam Abu Safiya, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr. Marwan al-Hams, Direktur Rumah Sakit Abu Youssef Najjar di Rafah, dan Mohammed Ibrahim, warga negara Amerika-Palestina berusia 17 tahun, yang saat ini ditahan di penjara Ofer. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Romo Manuel: Rencana Trump untuk Gaza dan Pelucutan Senjata Perlawanan akan Gagal
















Mina Indonesia
Mina Arabic