Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setidaknya Ada 9.000 Muslim di Negara Komunis Kuba

Rudi Hendrik - Selasa, 27 Desember 2016 - 20:01 WIB

Selasa, 27 Desember 2016 - 20:01 WIB

434 Views

Beberapa Muslim tengah melakukan ibadah shalat di depan rumah kecil di Provinsi Baracoa setelah lokasi itu terkena badai Huricane. Foto: Joan Alvado

muslim-kuba-joan-alvado.jpg" alt="" width="1440" height="962" /> Beberapa Muslim tengah melakukan ibadah shalat di depan rumah kecil di Provinsi Baracoa setelah lokasi itu terkena badai Huricane. Foto: Joan Alvado

Havana, 27 Rabi’ul Awwal 1438/27 Desember 2016 (MINA) –  Siapa sangka, negara komunis yang melarang agama sejak 1959 kini mulai mengenal Islam. Dilaporkan setidaknya kini ada sekitar 9.000 Muslim di Kuba yang kebanyakan mereka adalah warga asli negara Karibia ini.

Michael Leo Owens, Profesor ilmu politik di Universitas Emory di Atlanta, mengungkapkan Islam tumbuh secara pesat di sana. Menurutnya, pada tahun 1990-an Muslim hanya berkisar puluhan saja dan kini sudah bertambah berkali-kali lipat dari itu.

Tidak hanya Michael, seorang Jurnalis Foto yang berbasis di Barcelona, Spanyol, Joan Alvado pun  tertarik untuk melakukan pemantauan ini sejak 2014. Menurutnya, warga asli Kuba mengenal Islam dari diplomat atau pelajar Muslim yang berkunjung dan tinggal di negara itu.

Sejak dua tahun lalu, Joan telah secara rutin memotret kehidupan Muslim Kuba, baik di ibukota Havana maupun di daerah-daerah lain di sana dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Somalia dan Somaliland Bantah Ada Pembicaraan tentang Pemukiman Warga Gaza

Osman Reyes, salah seorang warga yang menjadi mualaf pada Juni 2015 mengatakan kepada Joan Islam membantunya merasa “lebih bebas,” untuk hidup. Osman tinggal di dekat ibukota di kota Camaguey, di mana umat Islam setempat mendirikan sebuah masjid sederhana di dalam rumah pribadi di awal 2000-an.

Kuba mulai membuka diri dengan agama lain setelah pertama kalinya seorang paus menginjakkan kaki di Kuba pada 1998, ketika Santo Paus Yohanes Paulus II bepergian ke negara komunis itu.  Kunjungan ini mencairkan hubungan Vatikan dengan Presiden Kuba Fidel Castro yang melarang agama pada tahun 1959 ketika ia berkuasa.

“Partai Komunis telah membuat keputusan untuk menerima pluralitas agama,” kata Michael Leo Owens sebagaimana dikutip media Newsweek.

Pada awal 1990-an, Muslim di Kuba harus menyembunyikan keimanan serta beribadah secara sembunyi-sembunyi karena ada tekanan dari rezim saat itu. Tapi, saat ini meskipun masih belum dikenal dalam skala besar, Muslim di Kuba sudah lebih bisa tenang dan terbuka. Mereka mulai membuka sebuah rumah besar untuk dijadikan Masjid pada pertengahan 2015.

Baca Juga: Diam-Diam AS dan Israel Hubungi Tiga Negara Afrika untuk Pemukiman Warga Gaza

Menurut Joan, warga Muslim Kuba masih sangat muda untuk mengenal Islam. Beradaptasi dengan Islam  merupakan perubahan besar bagi rakyat Kuba yang dibesarkan terbiasa dengan mengkonsumsi alcohol dan daging babi.  Bahkan, ada Muslim yang biasa memasang pohon natal di rumahnya meskipun dia sudah menjadi Muslim salama bertahun-tahun.  Hal ini dikarenakan masih kurangnya ahli agama yang membimbing para mualaf di sana.(T/RE1/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Baca Juga: Polisi New York Tangkap 100 Demonstran Aktivis Yahudi

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Ramadhan 1446 H
MINA Preneur
MINA Preneur
MINA Preneur