shadaqah.jpg" alt="shadaqah" width="282" height="179" />Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)
Di dalam sebuah ayat, Allah menyebutkan:
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Artinya : “Katakanlah, ‘Sesungguhnya Rabbku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya). Dan apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya’.” (Saba’ [34]: 39).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh
Ibnu Katsir menjelaskan kandungan ayat di atas bahwa betapapun sedikit apa yang seseorang infakkan dari apa yang diperintahkan Allah dan apa yang diperbolehkan-Nya. Niscaya Allah akan menggantinya di dunia, dan di akhirat akan diberi pahala
Senada dengan ayat :
…..وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَىۡءٍ۬ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ
Artinya : “….. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”. (QS Al-Anfal [8]: 60).
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam
Ganti dari Allah tentu bukan sembarang ganti, tetapi ganti yang lebih baik lagi dan ganti yang lebih banyak pula, serta yang pokok adalah ganti yang lebih barokah. Sudah diganti di dunia, ditambahkan pula di akhirat yang lebih abadi. Masya Allah. Maka, manusia mana yang bodoh dengan janji ganti dari Allah itu? Sehingga ia enggan bershadaqah kepada yang memerlukan?
Jika kita telusuri, secara bahasa, zakat itu sendiri juga beberapa kali disebutkan di dalam Al-Quran dengan istilah shadaqah. Dalam hal ini, zakat itu bermakna : suci, bertambah, tumbuh, barokah. Karena itu, orang yang menunaikan zakat / shadaqah dari hartanya, maka hartanya akan menjadi suci, tumbuh dan tambah berkembang, serta penuh barokah.
Beberapa ayat menyebutkan zakat dengan kalimat shadaqah, yaitu :
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS At-Taubah [9]: 103).
وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ
Artinya : “ Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.” (QS At-Taubah [9]: 58).
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَاِبْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina
Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .” (QS At-Taubah [9]: 60).
Begitulah, ternyata dengan gemar bershadaqah justru merupakan pangkal keberkahan dan kekayaan. Dengan gemar bershadaqah walau tampaknya sedikit, akan menjadi banyak di sisi Allah. Harta yang fana ketika dishadaqahkan akan menjadi kawan abadi.
Menurut yang didengar oleh Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjelaskan, “Shadaqah itu sebelum sampai kepada tangan orang yang menerimanya, terlebih dahulu akan sampai kepada Allah, dan Allah sendiri yang menerimanya. Kemudian shadaqah itu berkata lima hal, (1) Dulu aku sedikit, tapi ketika engkau berikan kepada yang membutuhkan akan jadi banyak, (2) Dulu aku kecil, lalu engkau besarkan aku, (3) Dulu aku musuh, namun sekarang engkau jadikan aku yang menyenangkan, (4) Dulu aku fana namun sekarang engkau jadikan aku kekal, (5) Dulu aku yang dijaga, namun sekarang aku yang akan menjagamu.”
Sedangkan shadaqah macam ragamnya, tidak hanya yang berupa harta benda. Namun juga bershadaqah dengan ilmu, tulisan, tenaga, mendamaikan dua orang yang berseteru, menunjukkan kebaikan, bermesraan dengan suami/isteri, berkata yang baik, baik sangka, dan jutaan kebaikan lainnya. (P4/P2)
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-1] Amalan Bergantung pada Niat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)