Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Shalat dan Gelombang Alfa Otak: Bukti Ilmiah Ketenangan Jiwa

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 20 detik yang lalu

20 detik yang lalu

0 Views

Shalat adalah kekuatan seorang muslim (foto: ig)

SHALAT bukan sekadar rutinitas ibadah lima waktu yang diwajibkan bagi umat Islam, tetapi juga merupakan kebutuhan jiwa yang mendalam. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.” (Qs. Al-‘Ankabut: 45).

Ayat ini menunjukkan bahwa shalat memiliki pengaruh langsung terhadap kebersihan jiwa dan kontrol perilaku manusia. Namun di balik perintah syar’i ini, tersimpan pula keajaiban ilmiah yang mampu menggetarkan hati manusia modern: shalat berpengaruh signifikan terhadap gelombang otak, khususnya gelombang alfa yang dikenal sebagai indikator ketenangan jiwa dan kesehatan mental.

Shalat: Kebutuhan Spiritual dan Biologis

Dalam ilmu kedokteran dan psikologi, manusia bukan hanya terdiri dari tubuh fisik, tetapi juga dimensi psikis dan spiritual. Ketika dimensi spiritual kosong, maka tubuh pun akan merasakan dampaknya dalam bentuk stres, cemas, dan kegelisahan. Shalat hadir sebagai solusi spiritual sekaligus medis untuk mengisi kekosongan tersebut. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Religion and Health menyatakan bahwa shalat secara teratur mampu mengurangi tingkat stres kronis dan kecemasan, serta meningkatkan kualitas hidup dan stabilitas emosi.

Shalat tidak hanya menyentuh aspek ruhani tetapi juga fisiologis. Saat seorang Muslim melaksanakan shalat dengan khusyuk, terjadi serangkaian aktivitas tubuh yang mirip dengan latihan relaksasi dalam terapi psikologis modern. Gerakan takbir, ruku’, sujud, dan duduk di antara dua sujud melibatkan hampir seluruh otot utama dalam tubuh secara harmonis, mirip dengan latihan yoga atau meditasi. Gerakan ini berkontribusi pada pelepasan hormon endorfin dan serotonin yang menimbulkan rasa nyaman dan bahagia.

Baca Juga: Ini Panduan Islam Atasi Penyakit Menular

Gelombang Alfa Otak: Kode Ketenangan dalam Meditasi dan Shalat

Dalam studi neurologi, otak manusia memancarkan lima jenis gelombang: delta, theta, alfa, beta, dan gamma. Gelombang alfa berkisar antara 8-12 Hz, dan biasanya muncul saat seseorang dalam kondisi relaks tetapi sadar, seperti saat meditasi, merenung, atau menjelang tidur. Gelombang ini berperan besar dalam meredakan stres, memperbaiki fokus, dan meningkatkan kreativitas serta intuisi.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Mohammad Salim dari Klinik Saraf di Riyadh, Arab Saudi, menunjukkan bahwa aktivitas otak selama shalat, terutama ketika dalam posisi sujud, mengalami peningkatan gelombang alfa secara signifikan. Ini artinya, saat seorang Muslim bersujud, dia tidak hanya sedang dekat dengan Allah secara spiritual, tetapi juga sedang mengalami kondisi relaksasi otak yang sangat menenangkan secara biologis. Tak heran jika setelah shalat dengan penuh kesadaran, seseorang merasa lebih tenang, lapang dada, dan jernih pikirannya.

Shalat Menenangkan Batin dan Menyehatkan Raga

Dalam dunia medis, efek psikologis dari shalat yang dilakukan secara konsisten terbukti dapat menurunkan kadar hormon stres kortisol dalam darah. Kondisi tenang yang diciptakan dari aktivitas shalat menurunkan tekanan darah, memperlambat detak jantung, dan menstabilkan pernapasan. Efek ini sangat mirip dengan teknik pernapasan dalam terapi kecemasan modern. Artinya, shalat bukan hanya ibadah, tetapi juga terapi yang sangat efektif bagi mereka yang mengalami gangguan kecemasan, depresi ringan, hingga tekanan psikologis berat.

Sebuah penelitian dari Universitas Malaysia juga mengungkap bahwa orang yang melaksanakan shalat tahajjud secara rutin cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat, kualitas tidur yang lebih baik, dan kondisi mental yang lebih stabil. Bangun di sepertiga malam terakhir, dalam kesunyian dan keheningan, menjadi momentum paling tepat untuk mencapai gelombang alfa dan theta, dua jenis gelombang yang dikenal sebagai pintu masuk kedamaian hati dan ketenangan pikiran.

Baca Juga: Santri dan Siswa Sekolah Rakyat Mulai Juli Bisa Periksa Kesehatan Gratis

Shalat: Senjata Dahsyat Menghadapi Hidup

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.” (QS. Al-Baqarah: 45). Ketika menghadapi ujian hidup yang berat, shalat menjadi tempat berpaling yang paling aman dan penuh pengharapan. Dalam posisi sujud, manusia berada dalam bentuk penghambaan yang paling rendah di hadapan Rabb-nya, tetapi justru dalam posisi inilah manusia meraih kekuatan yang luar biasa. Dalam sujud, kita tidak butuh perantara. Shalat menjadi saluran komunikasi langsung kepada Allah, curahan hati yang tak terbatas, doa yang jujur tanpa sensor, serta tempat memohon dan berserah diri sepenuh jiwa.

Efek ini sangat penting dalam dunia psikologi modern, di mana terapi kognitif mendorong pasien untuk mengekspresikan perasaan dan mengubah pola pikir. Namun shalat telah menyediakan itu sejak 1.400 tahun yang lalu — forum spiritual untuk menenangkan jiwa, memperbaiki mindset, dan membangun hubungan personal dengan Tuhan secara intim dan eksklusif.

Shalat Menggetarkan Jiwa dan Mempertegas Tujuan Hidup

Banyak orang yang merasa kehilangan arah hidup karena terlalu sibuk mengejar dunia. Shalat menjadi pengingat bahwa hidup ini sementara, bahwa akhirat adalah tujuan, dan bahwa hanya Allah yang Maha Kuasa atas segalanya. Dalam setiap bacaan shalat, terutama dalam surat Al-Fatihah, ada afirmasi ketauhidan dan petunjuk hidup yang jelas. Ayat “Tunjukilah kami jalan yang lurus” bukan hanya doa, tetapi juga pengakuan bahwa manusia selalu membutuhkan bimbingan Tuhan.

Bagi orang yang menjalani hidup dengan kesadaran spiritual tinggi, shalat adalah penguat visi dan misi hidup. Ia bukan rutinitas, tetapi energi harian yang menghidupkan semangat, membentuk karakter, dan mengarahkan langkah hidup sesuai dengan nilai-nilai ilahiah. Bahkan, dalam kondisi terjepit, gelisah, atau bimbang, shalat yang dilakukan secara khusyuk dapat menggugah ketenangan yang menggetarkan dan menumbuhkan keberanian untuk melangkah.

Baca Juga: 7 Manfaat Kencur untuk Kesehatan Berdasarkan Penelitian

Penutup: Shalat adalah Sumber Kesehatan dan Ketenangan

Dalam dunia yang penuh kebisingan, tekanan hidup, dan kekacauan batin, shalat adalah oasis ketenangan yang ditawarkan langsung oleh Sang Pencipta. Ia bukan hanya kewajiban syar’i, tetapi juga kebutuhan dasar jiwa. Ia bukan sekadar ritual, tetapi terapi yang menyembuhkan. Melalui shalat, jiwa tersambung kepada Tuhan, pikiran disegarkan, dan tubuh pun memperoleh manfaat jasmani yang tidak ternilai.

Jika manusia modern mencari kedamaian dalam ruang yoga, meditasi, atau mindfulness, maka Islam telah memberikan paket lengkap ketenangan itu dalam shalat. Sebuah komunikasi privat tanpa perantara, sebuah momen yang mengaktifkan gelombang alfa otak, serta sebuah pengakuan penuh bahwa hidup ini hanya untuk mengabdi kepada Allah.

Maka, jangan pernah tinggalkan shalat. Karena setiap kali kita sujud, jiwa kita sedang dibersihkan, otak kita sedang ditenangkan, dan hidup kita sedang diarahkan kepada-Nya. Shalat bukan beban, tapi anugerah. Bukan sekadar rutinitas, tapi adalah kebutuhan yang paling hakiki bagi tubuh, pikiran, dan jiwa.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kemenkes Percepat Skrining Kesehatan Gratis untuk 53 Juta Siswa

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
MINA Health
MINA Edu
Kolom
Kolom