Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Shalat Jum’at di Masjid Gold Coast Queensland Australia

Rana Setiawan - Kamis, 17 Agustus 2017 - 18:27 WIB

Kamis, 17 Agustus 2017 - 18:27 WIB

252 Views

(Foto: Istimewa)

(Foto: Istimewa)

Oleh:  Dr. Ir. H. Yan Orgianus. MSc, Dosen Universitas Islam Bandung (Unisba)

Hari  itu  masuk  waktu  Jum at, 21 Juli 2017 di Masjid Gold Coast, Queensland, negara bagian terbesar kedua di Australia, yang tertera di papan jadwal pukul 13.00 waktu setempat. Masjid ini berjarak sekitar 1 Km dari  tempatku menginap, di sebuah cottage bernama The Treasure Island.

Tak seperti di Masjid Salman ITB yang jama’ahnya berebut untuk mendapat shaf pertama, di sini walau masuk waktu Jum’at tinggal setengah jam lagi, shaf pertama terutama bagian kiri  masih kosong. Baru diisi tiga jamaah, padahal muat diisi 20  orang. Maka  dengan  agak  ragu  saya  maju ke depan untuk shalat tahiyatul masjid dan duduk di shaf pertama itu.

Selesai shalat sunat saya bersalaman dengan seorang di sebelah kiri saya yang sudah berada di shaf itu. Sambil  bertanya: “Anda dari mana?” (dalam  bahasa Inggris). ”Egypt (Mesir),“ jawabnya. Tak lama kemudian datang seorang jama’ah dan shalat di sebelah kanan saya. Selesai dia shalat saya salami dia sambil bertanya: “Anda dari mana?” (dalam Bahasa Inggris). ”Turkey (Turki),“ jawabnya.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan

Selanjutnya saya memperhatikan penghuni setiap shaf yang ada di belakang saya. Kalau dilihat  dari penampilan dan wajahnya dan setelah shalat saya pastikan. Benarlah bahwa mereka berasal dari: Mesir, Cina, India, Malaysia, Indonesia, Australia, Bosnia, Afrika Selatan, Singapura, Somalia, Mauritania Arab, dan lain-lain.

Buat saya nampaknya inilah shalat Jum’at dengan berbagai variasi bangsa terbanyak di dunia  setelah di Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Cuma di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi karena masjidnya sangat besar variasi bangsa yang berbeda itu tidak  kelihatan benar, karena tenggelam dengan jumlah jama’ah dari berbagai bangsa yang  mayoritas.

Sungguh pemandangan yang mengharukan saling berkenalan, berpelukan saling kangen bagi yang sudah kenal dan berbincang-bincang akrab serta lainnya. Sungguh  suatu  hal  yang tidak mudah memelihara momen seperti itu dalam kehidupan rutin sehari-hari. Karena  syaitan  dengan berbagai caranya mengganggu kita: kesibukan sebagian besar kita dengan bekerja keras, target tinggi dan lingkungan kita kurang menunjang menyebabkan kita menjadi lupa. Sehingga aturan berhubungan baik (habluminannas) yang Allah dan Rasul-Nya ajarkan dilanggar.

Aturan yang  dilanggar itu antara lain merasa diri lebih baik (lebih pintar, lebih kaya, lebih cakep dan lain-lain) daripada yang  lainnya; memanggil dengan gelaran yang tidak layak; berprasangka  buruk; mencari-cari kesalahan orang dan bergunjing membicarakan keburukan orang (QS. Al Hujurat; 49:11-12).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Pelanggaran-pelanggaran seperti itu menyebabkan hubungan persaudaraan di antara kita menjadi merenggang. Tidak mustahil tadinya kita berteman akrab menjadi musuh. Padahal sebagai mukmin kita bersaudara yang harus terus kita rawat persaudaraan itu agar bangunan Islam menjadi lebih kokoh. Karena itu, Allah mengingatkan kita dengan firman-Nya:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat;  49:13)

Berdasar ayat tersebut, orang terbaik di antara kita bukan yang kaya, bukan yang cantik atau ganteng, tetapi mereka yang tebaik di antara kita adalah mereka yang paling bertakwa. Bukti kita bertakwa adalah bila kita memiliki hati (niat) dan perbuatan yang terbaik (saleh).

Semoga kita termasuk hamba-Nya yang  bertakwa. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang tidak melanggar aturan hablumminallah dan habluminannaas.  Aamiin. (A/R01/P2)

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Internasional
Palestina