Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Shalat Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 25 Januari 2022 - 15:14 WIB

Selasa, 25 Januari 2022 - 15:14 WIB

75 Views

Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

ا تْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Artinya: “Bacalah Kitab (Al-Quran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Ankabut / 29 : 45).

Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan selanjutnya kepada seluruh kaum Muslimin, agar selalu membaca dan memahami Al-Quran yang telah Allah turunkan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh

Setelah memerintahkan membaca, mempelajari, dan mengamalkan ajaran-ajaran Al-Quran, maka Allah memerintahkan agar kaum Muslimin mengerjakan shalat wajib, yaitu shalat lima waktu sehari semalam.

Shalat itu hendaklah dikerjakan sesuai rukun dan syaratnya, serta penuh kekhusyu’an. Shalat itupun dianjurkan dikerjakan lengkap dengan sunah-sunahnya.

Pada ayat ini juga dikatakan bahwa mengingat Allah melalui shalat itu lebih besar keutamaannya dari ibadah yang lain. (وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ).

Hal in karena di dalam shalat ada pengabdian semua anggota tubuh yang tidak ditemukan pada ibadah yang lain. Di dalamnya ada bacaan ayat-ayat suci Al-Quran, ada kalimat-kalimat thayyibah seperti takbir, tasbih, tahmid, syahadah, juga ada shalawat dan doa.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam

Ibnu Aun Al-Anshari mengatakan dzikrullah yang sedang dikerjakan di dalam shalat itupun pahalanya sangat besar.

Di dalam Tafsir Al-Quran Kementerian Agama Republik Indonesia menambahkan penjelasan ayat ini, bahwa jika shalat itu dikerjakan dengan sempurna, maka shalat itu dapat mencegah dan menghalangi orang yang mengerjakannya itu dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.

Orang yang sedang mengerjakan shalat itu sendiri, dengan sendirinya satu sisi dia sedang menjalankan perintah Allah, sisi lainnya dia sedang meninggalkan perbuatan keji dan munkar. Semakin lama dan sering seseorang menjalankan shalat, bukan hanya shalat fardhu, tetapi juga shalat sunah, termasuk shalat dhuha dan tahajud. Maka ia akan semakin banyak mengerjakan perintah Allah dan semakin sering meninggalkan perbuatan keji dan mungkar.

Jika kemudian ada pertanyaan, mengapa masih ada orang yang terlihat mengerjakan shalat, tetapi masih saja berbuat keji dan mungkar? Jawabnya adalah bukan karena shalatnya, tetapi karena orangnya itu sendiri yang belum memaknai hakikat shalat.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan

Seperti disinggung dalam sebuah hadits:

مَنْ صَلَّى صَلَاةً لَمْ تَنْهَهُ صَلَاتُهُ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللَّهِ إِلَّا بُعْدًا

Artinya; “Siapa yang melakukan shalat yang tidak mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar, maka tidak bertambah dari Allah kecuali semakin jauh (dari Allah)”. (HR Ath-Thabarani, dari Ibnu Abbas Radhoyallahu ‘Anhu secara marfu’, dan sanadnya dha’if).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan mengenai hadits ini dalam fatwanya : Hadits ini memang dha’if atau tidak sahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Namun shalat itu memang bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana dijelaskan Allah di dalam Al-Quran. (Surat Al-Ankabut ayat 45).

Tentu juga bukan dimaknai, daripada shalat tetapi masih juga berbuat keji dan mungkar, maka lebih baik kita tidak shalat. Itu jelas penyimpulan yang tidak tepat juga. Langkah yang lebih tepat adalah teruslah shalat, teruslah berusaha memperbaiki shalatnya, teruslah tingkatkan kehusyu’annya, teruslah gali makna dan hakikatnya. Insya-Allah semoga dengan demikian akan menjadi terbuka hidayah itu masuk ke jiwa kita, sehingga kita memperoleh kekuatan jiwa untuk dapat menjauhi perbuatan keji dan mungkar.

Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina

Kalaupun kemudian kita sebagai manusia biasa yang tak terlepas dari lupa dan salah, ketika berbuat keji dan mungkar, segeralah kita beritsighfar kepada Allah, iringi dengan perbuatan baik, dan tetap kerjakan shalat. Sebab shalat juga dapat menghapus dosa-dosa. Wallahu a’lam. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-1] Amalan Bergantung pada Niat

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
MINA Health
Kolom
Kolom