Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Shamsi Ali: Dialog Antar Ummat Beragama Kurangi Stigma Negatif

siti aisyah - Sabtu, 18 Januari 2020 - 05:52 WIB

Sabtu, 18 Januari 2020 - 05:52 WIB

10 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Presiden Nusantara Foundation Amerika Serikat Shamsi Ali mengatakan, dialog antar semua agama adalah jembatan yang penting untuk mengurangi stigma yang salah tentang pemahaman agama Islam.

“Dialog antar agama penting dilakukan untuk mengurangi stigma yang salah tentang Islam,” ujar Shamsi Ali saat diskusi publik dengan tema “Islamic Education in the US” di @amerika, Pacific Place Mall, Jakarta, Jumat (17/1).

Lebih lanjut, dia mengatakan, saat tiba di Amerika hal pertama yang dilakukannya yaitu dengan membangun komunikasi antara semua pemeluk agama.

Menurutnya, Islam harus ditampilkan sebagai agama yang bisa menjalin hubungan dengan siapapun, karena Islam itu rahmatan lil’alamin, artinya dalam Islam dituntut untuk saling berbuat baik terhadap sesama makhluk Allah.

Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan

“Dan alhamdulillah masyarakat Amerika sudah memahami Islam yang sesungguhnya dan bisa meratakan dengan agama yang lain,” katanya.

Terlebih, kata Shamsi Ali, Amerika merupakan negara yang sekuler tetapi berbeda dengan sekulernya negara di Eropa Barat. Di Amerika, walaupun negara sekuler, kebebasan beragama itu dilindungi hukum dan dijamin oleh konstitusi negaranya.

“Perbedaan politik, ras, agama, janganlah dijadikan untuk kita bermusuhan tapi jadikanlah sebagai kesempatan untuk hidup berdampingan dengan baik,” katanya.

Selain itu Shamsi Ali juga menceritakan bahwa melalui Nusantara Foundation yang ia dirikan, pembangunan Pesantren Nur Inka Nusantara Madani akan direalisasikan.

Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung

“Kenapa pesantren, sebab Islam yang ditampilkan di dunia internasional sekarang ini bukan lagi Islam yang mengambarkan demokrasi, kebebasan HAM, juga menghormati wanita,” ujar Shamsi.

Pesantren itu akan dibangun di atas tanah seluas 7,5 hektar dan peletakan batu pertama pengerjaannya dilakukan pada bulan Juni 2020. Meskipun baru akan dibangun, tapi saat ini, kata Shamsi Ali di kawasan itu sudah ada empat bangunan yang sudah selesai direnovasi.

“Di Indonesia kita bisa menggabungkan antara nilai keagamaan dan nilai modernitas. Oleh karenanya saya membangun pesantren sebagai pengenalan Islam juga Indonesia kepada masyarakat Amerika,” pungkasnya. (L/hju/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
Kolom
Internasional
Kolom
Indonesia