Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Shamsi Ali: Islamofobia  Masalah Bersama

Septia Eka Putri - Senin, 24 April 2017 - 11:06 WIB

Senin, 24 April 2017 - 11:06 WIB

303 Views ㅤ

Shamsi Ali saat menjadi pembicara dalam acara peringatan Holocaust, dan relevansinya dalam dunia modern. (Foto: Istimewa)

New York, 27 Rajab 1438/ 24 April 2017 (MINA) – Presiden Nusantara Foundation New York Imam Shamsi Ali mengatakan, Islamofobia bukan masalah orang Islam, akan tetapi masalah bersama yang harus diatasi.

“Sebaimana anti-semitisme, juga menjadi indikasi awal dari kemungkinan kekerasan yang terjadi. Oleh karena itu, Islamofobia bukan masalah orang Islam semata, tapi masalah bersama dan ini menjadi sebuah masalah di Amerika,” ujar Shamsi Ali kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin (24/4).

Menjadi pembicara dalam acara peringatan Holocaust, dan relevansinya dalam dunia modern, Shamsi Ali menegaskan, tiga hal penyakit utama di dunia.

“Penyakit itu antara lain, militarisme, rasisme, dan materialisme. Uniknya acara ini karena sebuah peringatan yang berkaitan dengan komunitas Yahudi, dilakukan di gereja, dengan pembicara seorang Muslim. Alhamdulillah, saya menjadi pembicara pada moment tersebut,” kata Shamsi Ali.

Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza

Kejahatan kebencian Anti-Muslim melonjak pada 2016 di Amerika Serikat terutama selama pemilihan presiden dan pejabat New York berharap untuk memerangi kenaikan berbagai kegiatan dilakukan seperti serangkaian iklan layanan masyarakat dan workshop pendidikan.

Sejak Maret 2015 , studi Pusat Pemahaman Muslim-Kristen Universitas Georgetown AS mendokumentasikan lebih dari 180 insiden yang dilaporkan kekerasan anti-Muslim, termasuk 12 pembunuhan, 34 serangan fisik, 49 serangan verbal atau ancaman terhadap orang dan lembaga, 56 tindakan perusakan atau penghancuran properti, sembilan pembakaran, dan delapan penembakan atau pengeboman.

Angka-angka tersebut masih belum menceritakan kisah lengkap tentang serangan anti-Muslim di Amerika Serikat.

Menurut data dari Departemen Kehakiman, dua dari tiga orang Amerika Muslim mengatakan mereka tidak melaporkan kejahatan kebencian karena mereka tidak percaya insiden akan dianggap serius.

Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan

Columbia Journalism Review memperkirakan ada sekitar 156.000 Muslim Amerika yang mengalami kekerasan anti-Muslim. (L/R07/B05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Kolom
Amerika
Internasional