Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SHARON MASIH KRITIS

Admin - Kamis, 2 Januari 2014 - 08:25 WIB

Kamis, 2 Januari 2014 - 08:25 WIB

518 Views ㅤ

Tel Aviv, 2 Rabiul Awwal 1435/3 Januari 2014 (MINA) – Kondisi mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon (85), yang koma hampir delapan tahun, Kamis dilaporkan masih kritis setelah mengalami penurunan fungsi berbagai organ tubuh.  

Sebelumnya, Rabu, Media Israel Haaretz memberitakan, tim medis Rumah Sakit Sheba Medical Center di Tel Hashomer, dekat Tel Aviv, tempat Sharon dirawat, mengatakan, kondisi Sharon yang koma akibat pendaharan otak sejak 4 Januari 2006, mendadak memburuk, dan tinggal menunggu hitungan hari.

“Di samping pendarahan otak, stroke, juga gagal ginjal, situasinya terus memburuk,” ujar sumber tersebut.

Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling  

Semasa berkuasa, Sharon dikenal banyak melakukan pembunuhan massal terutama terhadap warga Palestina, sehingga ia dijuluki senagai “jagal”.

Hasil scan neurologis menunjukkan adanya aktivitas yang signifikan di otak Sharon. Tim dokter menguji respon Sharon terhadap berbagai rangsangan seperti foto keluarga, rekaman suara anaknya, dan sentuhan manusia.

“Tim menemukan aktivitas yang signifikan di bagian-bagian relevan dari otaknya dalam menanggapi semua tes,” ujar tim medis.

Selama ini, anak-anak Sharon memutuskan untuk memberikan bantuan peralatan “life support”  dan obat-obatan agar ayahnya tetap bertahan hidup.

Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah

Dua putra Sharon, Omri dan Gilad, tetap mendampingi ayah mereka di rumahsakit. “Ayah masih memiliki harapan hidup, walaupun tim dokter menyebutkan, ayah hanya akan bertahan hidup  beberapa hari lagi,”kata Omri Sharon sebagaimana yang dikutip Ther Jerusalem Post.

Kondisi Sharon yang memburuk, pertama kali diungkapkan seorang menteri yang kebetulan datang ke rumah sakit untuk perawatan dan begitu ia dapat kabar tentang kondisi Sharon, ia langsung menemui keluarga Sharon di sana.

Times of Israel memberitakan pula, Menteri Kehakiman Tzipi Livni, pendiri Partai Kadima bersama Sharon, setelah keluar dari Likud, menulis di jejaring sosial, ia tidak bisa berhenti memikirkan sahabatnya itu.

Tukang Jagal

Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel

Ariel Sharon, kelahiran 27 Februari 1928, menjabat sebagai Perdana Menteri Israel (7 Maret 2001 hingga 14 April 2006). Ia kemudian diganti sebagai perdana menteri  oleh  Ehud Olmert karena terkena serangan stroke pada Januari 2006, yang menyebabkan ia mengalami koma, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat kembali menjalankan tugas-tugas sebagai pemimpin pemerintahan.

Sharon pernah menjadi pemimpin politik serta militer Israel, antara lain  pernah menjadi pemimpin partai politik Likud, partai terbesar dalam koalisi pemerintah yang menguasai parlemen Israel.Beberapa pemimpin partai ini pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Israel, di antaranya Menachem Begin, Yitzhak Shamir, Ariel Sharon, dan sekarang Benjamin Netanyahu.

Sharon juga dikenal luas karena perannya dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967 dan Perang Yom Kippur  tahun 1973.

Ia juga bertanggung jawab pada tragedi pembantaian Qibya pada 13 Oktober 1953 yang mengakibatkan 96 orang Palestina tewas oleh Unit 101 yang dipimpinnya. Kemudian ia memimpin pembantaian Sabra dan Shatila di Libanon pada 1982 yang mengakibatkan 3.000-3.500 jiwa terbunuh, sehingga ia dijuluki sebagai ‘Tukang Jagal dari Beirut‘. (T/R1/P015/IR).

Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan

Rekomendasi untuk Anda