Glasgow, MINA – Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menegaskan, permukiman kolonial Israel dan limbahnya berbahaya bagi lingkungan Palestina.
Hal itu disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim atau COP26 tahun 2021, Senin (1/11) di Glasgow, Skotlandia, demikian dikutip dari Wafa.
“Tindakan kolonial Israel yang menargetkan tanah, pohon, dan sumber daya air, kami serukan penghentian segera serangan ini. Sekitar 2,5 juta pohon telah tumbang sejak tahun 1967,” kata PM Shtayyeh.
“Selain itu, Israel setiap tahun mencuri 600 juta meter kubik dari reservoir air Palestina yang menyebabkan sumber daya laut mati, serta mengancam untuk mengeringkannya, dan membatasi akses warga Palestina ke pantainya,” tambahnya.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Di samping itu, PM Shtayyeh mengungkapkan Palestina adalah salah satu negara terkemuka yang mempersiapkan rencana nasionalnya untuk adaptasi iklim.
“Sepuluh tahun yang lalu, kami mengadopsi Program Penghijauan Palestina, menanam ribuan pohon dan menetapkan program untuk menghasilkan energi dari limbah padat dan energi matahari,” jelasnya.
“Kami bekerja sama dengan mitra internasional, Palestina melakukan upaya besar dalam pengolahan air limbah dan energi terbarukan. Agar ini berhasil, rakyat Palestina harus mengendalikan tanah dan air mereka bersama dengan sumber daya nasional dan alam mereka,” sambung Shtayyeh menutup paparan materinya. (T/R5/P2)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)