Gaza, 26 Sya’ban 1436/ 13 Juni 2015 (MINA) – Gubernur Palestina di Bank Pembangunan Islam (IDB), Muhammad Shtayyeh menyerukan negara-negara anggota IDB untuk memboikot Israel secara ekonomi, dan menghubungkan kepentingan ekonomi di dunia dengan perilaku Israel terhadap rakyat Palestina.
Dalam sambutannya pada pembukaan sesi ke-40 Dewan Gubernur IDB di Mozambik, Shtayyeh menegaskan, efektivitas boikot ekonomi internasional memberikan tekanan terhadap Israel, demikian juga boikot yang dilakukan oleh universitas-universitas Eropa dan Amerika serta gereja-gereja.
Ia mengatakan, Palestina sedang menyelesaikan pertempuran mereka di kancah internasional, antarannya berkas-berkas yang dibutuhkan akan diajukan kepada Pengadilan Kriminal Internasional untuk mengadili Israel atas pelanggaran terhadap rakyat Palestina dalam hal perluasan pemukiman dan agresi terhadap Gaza tahun lalu. Demikian Middle East Monitor (MEMO) dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Shtayyeh lebih lanjut mengungkap blokade Israel aras Gaza. “Pengepungan Israel di Jalur Gaza menghambat upaya rekonstruksi sehingga tidak ada rumah yang hancur selama perang musim panas lalu dibangun kembali, dan masih ada sekitar 20.000 orang yang tinggal di tempat penampungan sementara,” katanya.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Dia juga mengatakan, strategi Israel bertujuan untuk membasmi kemungkinan pembentukan negara Palestina melalui menyelesaikan Judaisation Yerusalem, aneksasi Lembah Yordan, meningkatkan pemukiman di Tepi Barat dan melanjutkan blokade Jalur Gaza. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza