Kuala Lumpur, MINA – Ketua Sekretariat Himpunan Ulama Rantau Asia (SHURA), Datuk Wira Syekh Abdul Ghani Samsuddin dan Ketua Aliansi Masjid Dunia Pertahanan Al-Aqsa (MANAR), Datuk Seri Syekh Ahmad Awang mengecam serangan tentara pendudukan Israel yang semakin meluas di Masjid Al-Aqsa.
“Kami mengecam meningkatkannya serangan dan pengepungan tentara Israel di Masjid Al-Aqsa,” kata pernyataan SHURA dan MANAR yang diterima MINA pada Sabtu (2/3).
Pernyataan tersebut mengatakan, menurut tahun Yahudi pada 2018 saja 28.800 pemukim Yahudi juga menyerbu masjid Al Aqsa. Salah satu kementrian Palestina juga mendokumentasikan, sebanyak 101 pelanggaran Israel terhadap situs suci di wilayah Palestina yang diduduki selama Desember 2018, Quds Press melaporkan.
Sementara itu, pemukim Israel juga ikut melakukan lebih dari 30 serangan di Masjid Al-Aqsa dan melarang adzan sebanyak 51 kali di Masjid Ibrahim, Hebron. Ditambah lagi, serangan dan pawai provokatif di Kota Tua Yerusalem serta penangkapan dan perintah deportasi terhadap petugas penjaga Al-Aqsa dan imigrasi.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahannya Sendiri
Sementara itu, pengepungan baru-baru ini di Kubah Batu oleh militer zionis israel adalah upaya lain untuk mengubah status masjid suci. Menurut direktur Masjid Al-Aqsa, Sheikh Omar Al-Kiswani mengatakan, Tentara Israel harus bertanggung jawab penuh atas serangan yang terjadi di kompleks (Kubah Sakkrah). Ia juga menambahkan, polisi Israel berusaha untuk memaksakan realitas baru dengan alasan yang benar-benar tidak dapat diterima.
Bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsa tidak hanya memiliki keterikatan yang kuat karena Rasul Muhammad SAW pernah melakukan perjalanan Isra ‘(perjalanan malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsa dan Mi’raj (perjalanan ke langit), tetapi juga karena Masjid Al-Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam.
Tentara Israel menyasar Masjid Al-Aqsa karena mereka mengklaim, di bawah masjid ada situs kuil mereka. Mereka menggali terowongan gali bawah masjid hingga merusak fondasinya. Sementara kenyataannya tidak ditemukan tanda-tanda situs tersebut. bahkan jika ada, itu tidak akan memberikan legitimasi pada klaim bahwa sebuah bangunan ada di sana 2.000 tahun yang lalu.
“Kami sangat mengecam tindakan zionis Israel melakukan praktik-praktik biadab yang gigih didukung oleh AS,” jelas pernyataan tersebut.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Mereka juga menyesalkan sifat pengecut para penguasa Arab. Satu-satunya kekhawatiran mereka tampaknya adalah hilangnya kekuasaan mereka. Segala sesuatu bisa dilakukan, termasuk mengorbankan rakyat Palestina.
“Kami mengingatkan kembali bahwa Masjid Al-Aqsa bukan hanya masalah Palestina tapi juga tanggung jawab setiap Muslim di dunia, terutama penguasa Muslim karena mereka menduduki posisi kekuasaan,” tambah pernyataan tersebut.
Sangat disayangkan bahwa para pemimpin Arab tidak melakukan tindakan apapun. Mereka tidak berani mengucapkan kata-kata menentang kejahatan Zionis karena takut kehilangan tahta.
“Kami menyerukan gerakan Islam dunia untuk mengambil peran seperti yang telah dicapai oleh Salahudin Al-Ayyubi yang membebaskan Yerusalem pada tahun 1187,” kata pernyataan tersebut. (R/Sj)
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)