Washington, MINA – Pemerintah Federal Amerika Serikat resmi tutup setelah Partai Republik dan Demokrat gagal mencapai kesepakatan anggaran, menimbulkan ketidakpastian ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat.
Analis memperkirakan setiap minggu penutupan dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi antara 0,1 hingga 0,2 poin persentase. Meski sebagian kerugian bisa dipulihkan, ketidakpastian ini tetap memengaruhi kepercayaan investor dan stabilitas pasar.
Dampak ekonomi diperkirakan relatif kecil jika penutupan hanya berupa cuti sementara pegawai. Namun, jika Presiden Donald Trump mengambil langkah memecat pekerja, konsekuensinya akan lebih luas, karena pekerja tidak hanya ditempatkan dalam cuti sementara. Al-Jazeera melaporkan.
Selain itu, kebijakan tarif yang diterapkan pemerintah sebelumnya telah memberi tekanan tambahan pada ekonomi. Penundaan data penting, termasuk laporan pekerjaan bulanan, diperkirakan menambah ketidakpastian pasar.
Baca Juga: Dua Warga Yahudi Tewas dalam Serangan di Sinagoga Manchester, Inggris
Sulit memprediksi berapa lama penutupan ini akan berlangsung, karena bergantung pada kompromi antara kedua partai. Partai Republik dapat menegosiasikan perpanjangan subsidi kesehatan yang diminta Demokrat, sementara Demokrat mungkin bersedia mundur dan menerima pendanaan sementara agar operasi pemerintah kembali berjalan.
Perselisihan anggaran ini menjadi ujian bagi kemampuan negosiasi kedua partai. Kesepakatan akhirnya akan menentukan besarnya dampak ekonomi dan sosial ke depan bagi warga AS.
Publik Amerika Serikat kini memantau dengan cermat perkembangan situasi, sembari menunggu apakah pemerintah dan Kongres mampu menyeimbangkan kepentingan politik dengan kebutuhan layanan publik. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Viral Penyerangan Armada Sumud Flotilla, PBB Desak Israel Hormati Hukum Laut Internasional