New York, 14 Dzulhijjah 1436/28 September 2015 (MINA) – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama telah mengatakan akan bekerja dengan bangsa di Suriah, termasuk Rusia dan Iran.
Meski demikian, dalam pertemuan Sidang Umum PBB ke-70 di New York itu, Obama mengecam kekuatan dunia yang terus mendukung pemimpin Suriah yang diperangi, Bashar Al-Assad.
“(Suriah) tidak bisa kembali ke status quo sebelum perang,” kata Obama, Senin (28/9) sore, Al Jazeera melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pemimpin AS itu mengecam Assad sebagai “tiran” dan “seorang diktator brutal pembantai puluhan ribu rakyatnya sendiri”.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Menurutnya, perdamaian di Suriah hanya mungkin terwujud jika Assad meninggalkan jabatannya.
Konflik Suriah yang dimulai ketika protes damai pada 2011, telah menyebabkan setidaknya 250.000 kematian, menurut PBB. Lebih dari separuh penduduk Suriah sebelum perang (22,4 juta jiwa) telah terlantar atau melarikan diri ke luar negeri.
Komentar Presiden AS itu menggarisbawahi ketegangan yang terjadi antara AS dan Rusia, di mana Moskow telah meningkatkan dukungannya bagi pemerintah Assad dengan pembangunan militer yang sedang berlangsung di Suriah. (T/P001/R05)
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)