Siapa Thomas Sanford, Penembak di Gereja Mormon Michigan?

Michigan, MINA – Setidaknya empat orang tewas dan delapan lainnya terluka dalam penembakan dan kebakaran di sebuah kapel milik Gereja Yesus Kristus Orang-Orang Suci Zaman Akhir di Michigan, Amerika Serikat, Ahad (28/9), menurut polisi.

Tersangka, yang diketahui bernama Thomas Jacob Sanford, dari kota terdekat Burton, juga tewas setelah ditembak oleh petugas polisi yang datang, delapan menit setelah panggilan darurat pertama dibuat, kata Kepala Polisi Kotapraja Grand Blanc, William Renye.

Thomas Jacob Sanford, tersangka berusia 40 tahun itu adalah mantan Marinir AS dari Burton, Michigan, yang bertugas di militer dari tahun 2004 hingga 2008. Ia pernah bertugas di al-Fallujah, Irak, selama pendudukan AS di negara Timur Tengah tersebut.

“Dia anak lokal yang merindukan keluarganya saat dia pergi,” ujar Thomas Sanford, ayah Jacob, kepada media lokal sebelum penugasan tahun 2007.

“Jake pergi secara sukarela dan berencana kembali ke komunitas ini setelah masa tugasnya berakhir. Kami sangat bangga padanya,” tambahnya.

Thomas Sanford kembali ke AS pada bulan Maret 2008 dan meninggalkan Marinir tiga bulan kemudian, dengan pangkat terakhir sersan.

Lulusan Sekolah Menengah Atas Goodrich, Sanford kemudian bekerja sebagai operator truk, dan pada tahun 2016, ia membeli rumah di Burton, tempat ia tinggal.

Ia juga seorang ayah, putranya Brantlee lahir dengan kondisi medis langka yang dikenal sebagai hiperinsulinisme, di mana pankreas memproduksi terlalu banyak insulin.

“Kami mengetahui Brantlee mengalami masalah tak lama setelah kelahirannya. Itu seperti mimpi buruk bagi kami,” ujar Sanford, saat melihat penyakit yang dialami putranya.

Unggahan media sosial juga menunjukkan Sanford sangat antusias dengan perburuan dan memancing, dengan foto-foto yang menunjukkan dia dalam balutan kamuflase bersama rusa dan memamerkan hasil tangkapannya dari perjalanan memancing di es.

Sejauh ini, polisi telah mengonfirmasi bahwa setidaknya 4 orang tewas dalam serangan yang dilakukan Sanford, dan 8 lainnya terluka. Beberapa di antaranya berada dalam kondisi kritis.

Pihak berwenang mengatakan kemungkinan masih ada korban lainnya saat mereka mencari di antara puing-puing kapel yang runtuh sebagian.

“Tempat peribadatan seharusnya menjadi tempat perlindungan bagi perdamaian,” pernyataan Gereja.

Adapun serangan Michigan tersebut adalah penembakan massal ke-324 di AS pada 2025, menurut Arsip Kekerasan Senjata.

Dan itu juga merupakan penembakan massal ketiga dalam satu hari, setelah penembakan di Southport, North Carolina, dan penembakan lain beberapa jam kemudian di sebuah kasino di Eagle Pass, Texas, di mana sedikitnya dua orang tewas dan beberapa lainnya terluka.

Tersangka penembakan di Carolina Utara, seperti halnya pelaku penembakan di Michigan, juga adalah seorang veteran Marinir berusia 40 tahun yang pernah bertugas di Irak. Serangan itu, yang terjadi kurang dari 14 jam sebelum penembakan di Michigan, menewaskan tiga orang dan melukai lima lainnya.

Polisi di Southport mengatakan tersangka, Nigel Max Edge, menembaki sebuah bar tepi laut dari atas perahu pada Sabtu malam. Ia kini menghadapi dakwaan, termasuk tiga tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan lima tuduhan percobaan pembunuhan.

Sumber: Al Jazeera

Mi’raj News Agency (MINA)