Oleh: Nidiya Fitriyah
Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Kadang kala kita terlena dengan hal-hal yang menyenangkan namun tidak mendatangkan manfaat bagi diri kita sendiri. Padahal, menyibukan diri dengan hal yang bermanfaat insyaAllah akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik.
Membaca Al-Quran, buku motivasi, menulis, membantu orang tua, ataupun hal- hal lain yang meski sepertinya kecil saja, sebenarnya bisa mendatangkan manfaat yang luar biasa.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:«مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ». حَدِيْثٌ حَسَنٌ, رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَغَيْرُهُ هَكَذَا.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sebagian dari kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak berguna bagi dirinya.”(HR. Tirmidzi)
Astagfirullah, mungkin selama ini banyak hal kita yang lakukan justru merugikan diri kita dan tanpa kita sadari malah mendatangkan keburukan. Adapun makna dari hadist di atas ada dua:
Pertama, “Sebagian dari kebaikan Islam seseorang…” maksudnya, sebagian dari kesempurnaan Islam dan ciri ketulusan iman seseorang, baik laki-laki maupun perempuan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Kedua, “…perkara yang tidak berguna bagi dirinya” maksudnya, perkara dunia dan agama yang tidak penting baginya, baik ucapan maupun perbuatan.
Menyibukan diri dengan masalah yang tidak mendatangkan manfaat adalah tanda kesia-siaan. Dalam kehidupan ini, manusia senantiasa dikelilingi oleh manusia lain, dengan kesibukan yang beragam antara satu dan lainnya. Maka seorang Muslim akan bertanggung jawab terhadap setiap langkah dan perbuatannya, juga setiap perkataan yang diucapkannya.
Menghindari sesuatu yang tidak bermanfaat merupakan jalan keselamatan. Jika seorang Muslim menyadari kewajiban dan tanggung jawabnya, maka ia akan sibuk dan berusaha melakukan hal yang mendatangkan manfaat bagi dirinya.
Membatasi diri dengan perkara yang tidak bermanfaat , tentunya kita akan terhindar dari keburukan dan dosa. Dan ini merupakan tanda kesempurnaan Islam dan Iman seseorang, juga keselamatan disisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
“Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda, jika salah seorang diantara kalian memperbaiki keislamannya, maka setiap kebaikan yang dikerjakannya akan dicatat/dilipat gandakan dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Dan setiap keburukan yang dilakukannya akan dicatat seperti apa yang ia lakukan (tidak dilipat gandakan”(HR. Bukhari).
Begitu pula dengan hati yang sibuk dengan mengingat Allah akan terhindar dari urusan makhluk yang tidak bermanfaat. Mengapa begitu? Tentu karena seorang Muslim yang beribadah kepada Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan menghadirkan perasaan dalam dirinya, bahwa ia dekat dengan Allah dan Allah dekat dengannya.
Ketika kita menyibukkan diri dengan segala hal yang mendatangkan manfaat, tentu akan terhindar dari perkara yang tidak membuahkan manfaat. Hasan Al-Basri berkata, “Tanda bahwa Allah berpaling dari hamba-Nya adalah jika seorang hamba menyibukkan dirinya dengan perkara-perkara yang tidak mendatangkan manfaat bagi dirinya.”
Lalu apakah perkara yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat?
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Perkara yang mendatangkan manfaat bagi manusia adalah perkara-perkara yang berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia yang meliputi sandang, pangan dan papan, juga dengan perkara yang berhubungan dengan keselamatan manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
Sementara itu, perkara yang tidak mendatangkan manfaat adalah berbagai keinginan yang melebihi kebutuhan dasar manusia, misalnya menumpuk harta, gila kedudukan dan kehormatan, senang pujian. Sementara tanda kebenaran iman seorang Muslim adalah menghindari perkara-perkara tersebut.
Termasuk perkara yang tidak bermanfaat adalah sesuatu yang pada dasarnya dibolehkan, namun tidak membawa manfaat yang berarti bagi kita, seperti gurauan dan berbagai macam masalah lainnya.
Maka dari itu, setiap Muslim lebih baik meninggalkan perkara yang menyia-nyiakan waktu, karna hal ini akan dimintai pertanggungjawabannya, kelak di akhirat nanti.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Bismillah, kita sama-sama belajar memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan tentunya menjalani hidup ini dalam setiap detiknya menjadi lebih bermanfaat. Juga tak lupa berusaha menjadi seseorang yang berguna bagi orang lain. Wallahu’alam. (P008/K09)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat